KOMPAS.com - Cacar monyet atau monkeypox adalah salah satu penyakit langka yang disebabkan oleh virus.
Virus tersebut merupakan virus zoonosis yang bisa disalurkan oleh hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.
Menurut WHO, cacar monyet sendiri ditemukan pertama kali pada tahun 1970 dan menyerang seorang anak lak-laki berusia 9 bulan.
Di tahun 2022 sendiri, beberapa kasus baru juga ditemukan di beberapa negara yang sebelumnya tidak pernah ada kasus cacar monyet.
Baca juga: Darurat Kesehatan Global, Ini Perkembangan Kasus Cacar Monyet di Dunia
Melansir Healthline, ada beberapa gejala cacar monyet, seperti:
Gejala cacar monyet sendiri akan hilang dalam waktu 2 hingga 4 minggu tanpa memerlukan pengobatan tertentu.
Meskipun begitu, Healthline menyebutkan bahwa ada kemungkinan untuk terjadi komplikasi sehingga mencegah penularan cacar monyet sangat diperlukan.
Melakukan vaksinasi masih menjadi cara mencegah penularan cacar monyet yang paling ampuh.
WHO sendiri mencatat bahwa vaksin bisa menghindarkan seseorang dari risiko tertular cacar monyet hingga 85 persen.
NHS menambahkan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang sama dengan vaksin cacar karena kemiripan virusnya.
Vaksin yang digunakan bernama Modified Vaccinia Ankara (MVA) yang bekerja untuk memodifikasi virus sehingga tidak bisa berkembang di tubuh manusia.
Vaksin ini sudah digunakan di Inggris sebelumnya untuk mencegah cacar monyet.
Healthline mencatat bahwa cacar monyet bisa menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung, seperti melalui:
Tetapi Anda tidak perlu khawatir karena penularan antara manusia ke manusia memiliki kemungkinan yang kecil kecuali jika kontak yang dilakukan cukup lama.
Healthline menyebutkan bahwa kontak dengan waktu lebih dari 3 jam dan dalam jarak kurang dari 2 meter bisa memberikan risiko yang lebih besar.
WHO juga menjelaskan bahwa jika seseorang memiliki gejala cacar monyet, maka harus langsung ditangani oleh tenaga kesehatan yang sudah melakukan vaksinasi.
Baca juga: 5 Penularan Cacar Monyet dari Manusia ke Manusia
Banyak kasus cacar monyet yang terjadi berasal dari kontak dengan hewan liar, baik itu melalui gigitan atau cakaran hingga mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi.
Untuk itu, WHO menyarankan untuk mengurangi kontak dengan hewan liar, terlebih jika hewan tersebut sakit.
WHO juga menghimbau untuk selalu memasak makanan yang mengandung daging hewan atau bagian dari hewan tersebut dengan matang sebelum dimakan.
Cacar monyet juga bisa menyebar melalui barang-barang yang sudah terkontaminasi dengan virus ini, seperti sprei atau pakaian.
Menjaga kebersihan bisa mencegah penularan cacar monyet, termasuk: