KOMPAS.com - Pasien cacar monyet memiliki kemungkinan sembuh yang besar karena umumnya tidak mematikan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemkes) Dr. Mohammad Syahril mengatakan bahwa penyakit cacar monyet tidak lebih berat dari pada Covid-19.
"Cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya, jika kita bandingkan dengan Covid-19. Sakit Covid-19 jauh beratnya," kata Dr. Syahril dalam "Temu Media" melalui zoom meeting pada Sabtu (20/8/2022).
Baca juga: Cacar Monyet Masuk Indonesia, IDI Minta Masyarakat Tidak Panik
Pasien cacar monyet bisa sembuh sendiri dalam masa inkubasi penyakit antara 21-28 hari, mana kala tidak ada infeksi tambahan atau super infeksi dan tidak ada komorbit yang memberatkan.
"Kalau pasien cacar monyet tidak ada komorbid, tidak ada kondisi pemberat yang lain, Insyaallah sebetulnya pasien ini bisa sembuh sendiri," ungkapnya.
Komorbid adalah istilah medis yang merujuk pada penyakit penyerta pasien selain yang utama sedang diderita.
Jadi, Dr. Syahril menghimbau masyrakat tidak panik dengan tetap meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan sebagai normal baru.
"Itu penting ditingkatkan bukan hanya untuk mencegah Covid-19, tapi semua penyakit menular," terang jubir Kementerian Kesehatan itu.
Baca juga: 7 Hal yang Harus Dilakukan Jika Merasakan Gejala Cacar Monyet
Berdasarkan data laboratorium dunia, ada 400 orang meninggal dari 39.700 kasus cacar monyet yang tersebar di 89 negara.
"Itu 1 persen, jauh dibandingkan dengan Covid-19 yang bisa mencapai 10-15 persen kematiannya," sebut Dr. Syahril.
Mengutip WHO, pengobatan pasien cacar monyet difokuskan untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang.
Pasien cacar monyet harus mendapatkan cairan dan makanan yang berguna untuk mempertahankan status gizi yang memadai untuk melawan infeksi.
Baca juga: Cara Mencegah Cacar Monyet yang telah Masuk Indonesia
Mengutip Cleveland Clinic, saat ini belum ada obat antivirus yang disetujui untuk cacar monyet karena biasanya penyakit ini bisa sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung 2-4 minggu.
Jika Anda didiagnosis positif cacar monyet, penyedia layanan kesehatan akan memantau kondisi Anda dan mencoba meredakan gejala.
Lalu, berusaha mencegah Anda dehidrasi dan memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi bakter sekunder, jika berkembang.
Infeksi sekunder biasanya disebabkan karena pasien menggaruk luka atau lesi terinfeksi yang sudah terjadi sebelumnya.
Baca juga: Kemkes Konfirmasi Satu Pasien Cacar Monyet di Indonesia
Tips untuk meredakan gejala cacar monyet menurut Cleveland Clinic yang bisa Anda lakukan jika positif cacar monyet meliputi:
Baca juga: 10 Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet yang Perlu Diterapkan
Kasus pertama cacar monyet di Indonesia sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan pada sore hari ini (20/8/2022).
Pasien pertama cacar monyet ini adalah pria berusia 27 tahun yang berasal dari Jakarta dan saat ini diwajibkan melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Pasien ini habis berpergian ke luar negeri dengan gejala dimulai pada 14 Agustus berupa demam dan pembesaran kelenjar. Tetapi, keadaannya baik, tidak berat," kata Dr Syahril.
Pada 16 Agustus, tubuh pasien muncul lesi, ruam di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar area genital.
Pasien terkonfirmasi positif cacar monyet pada Jumat malam (19/8/2022) setelah melakukan pemeriksaan PCR pada Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Apa Itu Cacar Monyet?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.