Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Diabetes Bukan Kondisi Permanen

Kompas.com - 25/08/2022, 17:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kesamaan pada kedokteran modern maupun kedokteran timur adalah pengakuan tentang adanya keselarasan atau keseimbangan dalam aliran proses. Keselarasan dalam aliran proses inilah yang disebut sehat.

Gangguan aliran proses inilah yang disebut sakit. Memahami konsep aliran keseimbangan membuat kita tidak mengenal istilah sakit. Yang ada adalah mekanisme kompensasi.

Sayangnya, pemahaman ini luntur seiring waktu. Baik itu dalam kedokteran modern ataupun kedokteran tradisional. Akibatnya yang muncul bukan upaya untuk memahami alirannya, prosesnya, tapi upaya untuk mengatasi ketidaknyamanannya.

Akibatnya jadilah sebuah penyakit yang terlembaga mapan. Baik dalam kedokteran modern maupun kedokteran timur. Karena penyakit telah melembaga upaya untuk mengatasi penyakit mementingkan kenyamanan belaka.

Padahal jika memahami sebagai sebuah mekanisme kompensasi maka setiap ketidaknyamanan akan berakhir, yaitu ketika kompensasi tersebut telah mengembalikan aliran pada proses keseimbangannya.

Diabetes

Begitupun dengan diabetes melitus saat memahaminya sebagai proses hiperglukoneogenesis. Hiperglukoneogenesis adalah sebuah mekanisme kompensasi.

Mekanisme ini akan berakhir saat aliran proses telah kembali pada kondisi homeostasis. Konsep ini memang membantah konsep kerusakan sel beta pankreas. Konsep ini juga membantah masalah diabetes sebagai akibat peningkatan gula darah.

Konsep ini lebih melihat peningkatan gula darah mengganggu proses keseimbangan cairan. Proses yang secara alami oleh tubuh coba untuk diatasi.

Konsep tubuh dalam mengatasi gangguan keseimbangan cairan ini yang harus diikuti. Berbagai komplikasi yang terjadi akibat diabetes melitus bukan akibat akumulasi gula di satu tempat.

Berbagai komplikasi yang terjadi berhubungan dengan mekanisme kompensasi. Mekanisme kompensasi menjaga keseimbangan cairan. Mekanisme yang memicu pelepasan aldosteron dan vasopresin.

Aldosteron menimbulkan komplikasi pada kapiler. Hal ini dikenal sebagai komplikasi mikroangiopati. Bukan tumpukan gula di kapiler.

Vasopresin menimbulkan komplikasi di arteri dan arteri kecil. Hal ini dikenal sebagai komplikasi makroangiopati. Bukan tumpukan gula di arteri dan arteri kecil.

Mekanisme ini bisa dicegah jika sedari awal mengikuti proses kompensasi tubuh. Sayangnya karena sedari awal telah keliru dalam memahami konsep, jalur mekanisme jadi memanjang.

Harusnya hanya cukup dengan buang air kecil dan minum setelah buang air kecil. Jalur mekanisme yang memanjang membutuhkan tindakan lain. Khususnya untuk merombak mekanisme yang telah termapankan tersebut.

Baca juga: 6 Cara Alami Mengatasi Diabetes

Perlu mekanisme autofagi radikal. Autofagi yang mencerna gen pemicu diabetes. Apa yang disebut gen diabetes adalah gen ekstra kromosom. Mekanisme panjang yang terlembagakan. Yang akhirnya diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Untungnya itu adalah gen ekstra kromosom. Organel yang selalu menjadi target proses autofagi. Dengan dicernanya gen ekstra kromosom tersebut maka mekanisme terlembaga hilang. Akan dibentuk mekanisme baru yang lebih adaptif. Lebih efektif dalam menyelesaikan mekanisme kompensasi.

Tentunya dalam bentuk gen ekstra kromosom baru. Yang akan diwariskan untuk generasi berikutnya. Mudah-mudahan gen ini bisa efektif dan adaptif untuk generasi-generasi berikutnya.

Yang terbaik adalah sedari awal mengikuti proses keseimbangan cairan. Mekanisme lebih pendek, lebih sederhana. Hanya keluarkan dan ganti yang keluar.

Itulah keajaiban dari makhluk hidup. Sebuah kemampuan auto repair atau self healing yang disebut homeostasis.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau