Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20 Serukan Perangi Resistensi Antibiotik yang Jadi Silent Pandemic

Kompas.com - 24/08/2022, 19:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Resistensi antibiotik akibat mikroba atau anti-microbial resistance (AMR) kini menjadi permasalah kesehatan global yang diam-diam menjadi pandemi (silent pandemic).

Perlu diketahui, resistensi antibiotik adalah kondisi ketika bakteri biang penyakit kebal dengan obat antibiotik. Kondisi ini disebabkan penyalahgunaan antibiotik tanpa resep dokter serta pemberian obat antibiotik sembarangan pada manusia, hewan, dan tanaman. 

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr. Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, resistensi antibiotik potensial menjadi pandemi lantaran kasus kematian akibat kondisi ini cukup tinggi.

“Terdapat 1,2 juta kematian per tahun karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,” kata Dante, saat berbincang di side event 3rd Health Working Group G20 di Bali, Rabu (24/8/2022) seperti dilansir dari SehatNegeriku.

Baca juga: G20 Soroti Pentingnya Respons Cepat 100 Hari untuk Hadapi Pandemi

Tak hanya berdampak negatif pada sektor kesehatan, AMR juga membuat sektor ekonomi merugi. Para ahli memperkirakan, masalah ini menyebabkan pendapatan domestik bruto tahunan global menurun 3,8 persen pada 2050.

Kondisi ini dipengaruhi sulitnya mengobati penyakit yang resisten terhadap antibiotik tertentu. Semakin banyak penyakit yang tidak dapat diobati, praktis penyakit jadi lebih berisiko fatal dan biaya pengobatan membengkak.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan global ini, Wamenkes menyebutkan negara anggota G20 termasuk Indonesia memiliki peran penting untuk memerangi resistensi antibiotik akibat mikroba.

G20 perlu konsisten mendorong pencegahan dan pengendalian kasus AMR di tingkat nasional dan global.

“Dalam semangat memperkuat arsitektur kesehatan global, kita harus memfokuskan kembali upaya kita untuk mengatasi AMR,” kata Dante.

Baca juga: Antisipasi Pandemi Penyakit Zoonosis, G20 Perkuat Komitmen One Health

Dante menyebutkan, ada beberapa langkah strategis yang bisa diupayakan setiap negara untuk mengatasi AMR karena penggunaan antibiotik asal-asalan pada manusia, hewan, dan tumbuhan, dan lingkungan.

Di antaranya lewat pendekatan One Health, peningkatan surveilans, peningkatan kapasitas laboratorium dan diagnostik, serta pengawasan dan edukasi lintas sektoral untuk penggunaan antimikroba.

Selain itu, kolaborasi penelitian terkait resistensi antibiotik juga diperlukan untuk mengembangkan obat baru, vaksin, terapeutik, sampai layanan diagnostik antimikroba.

Lebih lanjut Wamenkes mengatakan, upaya mengatasi resistensi antibiotik secara nasional dan global ini membutuhkan dukungan pendanaan yang memadai dan berkelanjutan.

Di level kebijakan, resistensi antibiotik juga perlu diatur lewat regulasi khusus seperti undang-undang atau komitmen pengaturan akses dan penggunaan antimikroba.

“Kami berharap negara-negara anggota G20 memperkuat langkah-langkah pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan di tingkat nasional dan global. G20 adalah forum yang ideal untuk melakukan ini,” tutur Dante.

Baca juga: 5 Anggota G20 Prakarsai Pusat Pembuatan Vaksin, Terapi, dan Diagnostik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau