KOMPAS.com - Anda yang sedang berusaha untuk menurunkan berat badan pasti pernah mendengar bahwa mengonsumsi protein akan membantu proses diet yang sedang dilakukan.
Melansir Healthline, protein merupakan salah satu komponen terpenting untuk mendukung diet yang sehat karena bisa membentuk dan memperbaiki otot, organ tubuh, dan tulang.
Tidak hanya itu saja, Healthline juga menambahkan bahwa diet tinggi protein sudah terbukti bisa membantu mengurangi lemak, menurunkan berat badan, menambah rasa kenyang, dan mempertahankan otot.
Namun sayangnya, jenis diet tinggi protein juga menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya untuk tubuh.
Baca juga: 9 Bahaya Kelebihan Protein bagi Tubuh
Berikut adalah akibat kelebihan protein yang perlu Anda ketahui.
Diet tinggi protein memang diperuntukkan bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan.
Namun sayangnya, kelebihan protein berakibat pada kenaikan berat badan.
Melansir Healthline, penurunan berat badan akibat diet tinggi protein ternyata efeknya hanya sementara karena protein yang berlebihan akan disimpan sebagai lemak.
Dengan begitu, berat badan akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Penelitian mengenai hal ini dilakukan oleh para ahli dari Spanyol pada Clinical Nutrition Journal di tahun 2016.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa diet tinggi protein yang menggantikan asupan karbohidrat akan meningkatkan berat badan dalam jangka waktu lama.
Baca juga: 9 Cara Mudah Meningkatkan Asupan Protein untuk Mendukung Kesehatan
Melansir WebMD, diet tinggi protein yang hanya berfokus pada asupan protein dan lemak bisa menyebabkan efek samping berupa bau mulut.
Healthline juga menambahkan bahwa efek ini didapatkan ketika diet dilakukan dengan membatasi asupan karbohidrat.
Hal ini terjadi karena tubuh mengalami metabolisme atau ketosis yang membuat tubuh memproduksi senyawa kimia dengan bau yang tidak menyenangkan.
Sayangnya, Healthline menambahkan bahwa bau mulut yang dialami tidak akan hilang dengan mudah.
Menurut penelitian yang terbit pada EurekAlert! pada tahun 2002, menunjukkan bahwa konsumsi protein dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan dehidrasi pada 5 atlet pada penelitian ini.
Namun, penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Amerika pada Journal of the American Dietetic Association pada tahun 2006.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diet tinggi protein yang dilakukan oleh 5 laki-laki dalam 12 minggu tidak mengakibatkan dehidrasi.
Meskipun efek samping ini masih diperdebatkan, Anda yang melakukan diet tinggi protein tetap harus ingat untuk menjaga asupan air untuk tubuh sehingga tidak terjadi dehidrasi.
Baca juga: 5 Bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Protein
Melansir Healthline, kinerja ginjal akan semakin berat ketika seseorang mengonsumsi protein dalam jumlah besar.
Namun, kerusakan ginjal hanya berlaku pada mereka yang mengalami penyakit ginjal dan tidak berlaku pada yang kesehatan ginjalnya baik.
Penelitian dari beberapa ahli di dalam Journal of the American Society of Nephrology pada tahun 2020 menunjukkan bahwa diet tinggi protein akan berbahaya bagi yang memiliki penyakit ginjal kronis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.