KOMPAS.com - Kanker serviks sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Pada beberapa kasus, tanda atau gejala bahkan baru dirasakan saat kanker serviks berada pada stadium lanjut dan biasanya sudah parah.
Kanker serviks adalah sel kanker yang dimulai di leher rahim atau tabung kecil berongga yang menghubungkan rahim ke vagina.
Menurut American Cancer Society, gejala kanker serviks tak kasat mata, bahkan tidak bisa dirasakan sampai kanker menjadi lebih besar dan tumbuh pada jaringan terdekat.
Baca juga: Kenali Apa itu Infeksi HPV, Penyebab Kanker Serviks dan Kutil Kelamin
Oleh karena itu, sebagian pasien baru mengetahui kondisi penyakitnya setelah kanker serviks berada pada stadium lanjut.
Ada sejumlah tanda dan gejala kanker serviks stadium akhir yang harus diwaspadai, antara lain:
"Gejala umum kanker serviks stadium lanjut yang paling sering ditemui adalah perdarahan setelah berhubungan seksual," ujar dr. Stacey Akers, direktur onkologi dan ginekologi di Jacobs School of Medicine and Biomedical Sciences at the University at Buffalo kepada Health.com.
Stacey melanjutkan, penurunan berat badan, kelelahan, anemia, pembengkakan kaki, dan sulit kencing juga menjadi tanda-tanda kanker serviks stadium lanjut.
Terkait kesulitan kencing, dokter Stacey Akers menyebut bahwa kondisi ini dipicu karena tumor.
Pertumbuhan tumor di leher rahim bisa menghalangi koordinasi antara kandung kemih dan ginjal, sehingga seseorang kesulitan atau bahkan merasa sakit saat buang air kecil.
"Segera kunjungi layanan kesehatan jika mengalami tanda-tandanya. Itu tidak berarti Anda langsung divonis kanker, tetapi Anda perlu melihat kondisi organ reproduksi apabila merasakan gejala-gejala tersebut," tambah Stacey.
Baca juga: Kanker Serviks Selama Kehamilan Ancam Keselamatan Ibu dan Janin
Seseorang baru mengetahu bahwa dirinya menderita kanker serviks pada stadium lanjut karena umumnya saat di stadium awal mereka tidak merasakan gejala apa pun.
Selain itu, deteksi dini kanker serviks dengan pap smear juga masih jarang dilakukan. Padahal, pap smear adalah tindakan awal untuk mengetahui kanker serviks pada wanita.
Cara kerja Pap smear adalah dengan mengumpulkan sel dari serviks atau leher rahim. Dokter biasanya akan mendeteksi sel prakanker dengan memasukkan alat ke leher rahim.
Dilansir dari American Cancer Society, Pap smear perlu dilakukan seorang wanita mulai usia 25 tahun. Tes ini perlu diulang pada 5 tahun sekali hingga umur 65 tahun.
Kanker serviks sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin HPV. Sebagaimana diketahui, vaksin HPV ini ditujukan hanya untuk wanita.
Vaksin HPV digunakan sebagai langkah pencegaha kanker serviks, vulva, vagina, dam anus.
Tak hanya itu, HPV juga menangkal infeksi HPV-6 dan HPV-11 yang merupakan penyebab kutil kelamin.
Sayangnya, vaksin HPV belum bisa diterima oleh semua wanita di Indonesia. Hal itu dikarenakan biaya vaksin HPV yang masih cukup tinggi yaitu sekitar 900 ribu hingga 3 juta rupiah.
Kondisi inilah yang menyebabkan kanker serviks masih menjadi salah satu momok yang menyebabkan kematian wanita di Indonesia.
Selain melakukan vaksin HPV, berikut cara lain mencegah kanker serviks:
Baca juga: Alat Deteksi Dini Kanker Serviks Non Invansif Segera Diluncurkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.