Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Penanggulangan Preeklamsia secara Autofagi

Kompas.com - 13/09/2022, 12:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal itu yang dianggap sebagai pemicu terjadinya hiperemesis atau muntah pada awal kehamilan. Hiperemesis yang terjadi pada kehamilan di atas 20 minggu berkaitan dengan kondisi preeklamsia.

Batasi asupan karbohidrat

 

Karena stres oksidatif itu dipengaruhi oleh stres emosi, maka perlu upaya untuk memberikan ketenangan pada ibu.

Pembatasan asupan karbohidrat juga sangat penting dilakukan. Sebelumnya pernah saya tulis, bagaimana asupan karbohidrat berlebih mengakibatkan produksi asetil kolin. Asetil kolin adalah neurotransmitter utama yang mempengaruhi proses berfikir.

Stres adalah kondisi pelepasan asetil kolin sporadis. Dengan pembatasan asupan karbohidrat, maka produksi dan pelepasan asetil kolin juga dibatasi.

Baca juga: Macam-macam Sumber Karbohidrat dan Manfaatnya untuk Tubuh

Otak akan melakukan efisiensi dalam produksi dan pelepasan asetil kolin. Hanya melakukan proses aktivitas saraf prioritas. Dengan stres emosi yang berkurang, maka stres oksidatif juga berkurang.

Hal itu diakibatkan tidak dilepaskannya katekolamin yang merupakan hormon stres. Namun pembatasan karbohidrat akan memicu proses glukoneogenesis. Proses ini juga memicu proses otofagi (autofagi) pada ibu.

Proses itu akan bermanfaat melepaskan growth hormon. Growth hormon memicu pertumbuhan bayi yang optimal. Growth hormon juga memicu pelepasan kortisol.

Kortisol akan mengatasi peradangan secara alami. Akibatnya peradangan yang menjadi dasar terjadinya preeklamsia/eklamsia dapat teratasi. Dengan disertai asupan protein yang cukup maka preeklamsia/eklamsia dapat di atasi secara alami.

Secara praktis untuk menanggulangi preeklamsia/eklamsia secara alami, tanpa obat adalah sebagai berikut. Batasi asupan karbohidrat dan diet tinggi protein.

Batasi waktu makan empat jam sebelum istirahat malam. Minum sebanyak mungkin setiap habis buang air kecil. Hindari mengemil atau makan tanpa batas waktu. Hal ini mengakibatkan pelepasan growth hormon terganggu. Tidak menghentikan asupan karbohidrat sama sekali.

Karbohidrat dibutuhkan untuk merangsang pelepasan inkretin. Inkretin akan memicu pelepasan insulin. Insulin kita perlukan bukan untuk menurunkan kadar glukosa darah semata. Insulin kita butuhkan dalam pembentukan berbagai zat yang dibutuhkan tubuh.

Jadi puasa terus menerus tidak baik terutama pada ibu hamil, akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada janin. Jadi tetap dalam keseimbangan! Batasi asupan karbohidrat. Batasi waktu makan. Tapi bukan menghentikan sama sekali.

Dengan pendekatan ini, bukan hanya preeklamsia/eklamsia teratasi. Hal itu juga akan menghasilkan janin yang sehat. Tanpa ancaman stunting. Salam semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau