KOMPAS.com - Ukuran penis yang dianggap tidak terlalu besar sering membuat tidak percaya diri pada sebagian pria.
Berbagai cara dicoba untuk memperbesar ukuran penis, termasuk menggunakan obat pembesar.
Jenis obat ini banyak diiklankan dan diklaim bisa memperbesar ukuran penis secara signifikan.
Baca juga: Amankah Operasi Besarkan Penis?
Sayangnya, konsumsi obat pembesar penis menimbulkan efek samping yang berbahaya untuk kesehatan.
Tidak sedikit pria yang percaya bahwa mengonsumsi obat tertentu benar-benar akan mengubah ukuran penis.
Melansir Mayo Clinic, klaim obat pembesar penis yang didasarkan pada penelitian sebenarnya tidak bisa dipercaya karena belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
Apalagi, kandungan bahan yang dimiliki juga menunjukkan bahwa jenis obat tersebut berbahaya untuk kesehatan.
WebMD juga setuju dengan bahaya konsumsi obat pembesar penis karena beberapa bahan yang digunakan juga mengandung pestisida yang tidak baik untuk kesehatan.
Ada dua jenis bahan utama yang sering ada pada obat pembesar penis dan keduanya memiliki efek samping untuk kesehatan, seperti:
Yohimbe merupakan salah satu suplemen herbal yang telah digunakan sejak lama di Afrika Barat.
Suplemen herbal ini berasal dari kulit pohon cemara yang banyak ditemukan di bagian Afrika Barat dan Tengah, serta memiliki nama ilmiah Pausinystalia johimbe.
Melansir Healthline, yohimbe dipercaya bisa mengatasi disfungsi ereksi dengan menghentikan kinerja saraf yang menghalangi terjadinya ereksi.
Manfaat yohimbe untuk memperbesar ukuran penis masih sangat diragukan mengingat ditemukannya beberapa efek samping dari bahan ini.
Menurut beberapa penelitian yang disarikan oleh Healthline, efek samping konsumsi suplemen yang mengandung yohimbe adalah gangguan pencernaan, peningkatan denyut jantung, kecemasan, dan tekanan darah tinggi.
Tidak hanya itu saja, konsumsi suplemen ini juga akan mengganggu efektivitas obat tertentu, seperti antidepresan yang mengandung monoamine oxidase inhibitors.
Baca juga: Berapa Ukuran Penis yang Normal?