KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan manis memang nikmat di lidah. Tak sedikit orang yang melampiaskan kegalauan hatinya dengan mengonsumsi makanan manis.
Memang banyak penelitian yang menemukan bahwa makanan manis membantu meningkatkan suasana hati.
Namun, efek tersebut hanya terjadi dalam waktu singkat saja. Yang ada, keinginan kita untuk makan akan terus meningkat. Akhirnya, asupan gula di tubuh pun menjadi tinggi.
Padahal, asupan gula yang tinggi bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan.
Baca juga: 10 Makanan Penyebab Kolesterol Tinggi yang Harus Diwaspadai
Terlalu banyak mengonsumsi gula bisa menyebabkan berbagai masalah berikut:
Mengonsumsimakanan tinggi gula bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian utama di dunia.
Banyak penelitian menunjukan, bahwa asupan tinggi gula bisa menyebabkan obesitas, peradangan dan trigliserida tinggi, gula darah dan tingkat tekanan darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula, terutama dari minuman yang dimaniskan dengan gula, telah dikaitkan dengan aterosklerosis, penyakit yang ditandai dengan timbunan lemak yang menyumbat arteri.
Sebuah penelitian pada lebih dari 30.000 orang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 17 hingga 21 persen kalori dari gula tambahan memiliki risiko 38 persen lebih besar meninggal akibat penyakit jantung.
Konsumsi gula dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu.
Mengonsumsi makanan tinggi gula bisa memicu obesitas, yang secara signifikan meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi gula meningkatkan peradangan di tubuh Anda dan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang keduanya meningkatkan risiko kanker.
Sebuah penelitian di lebih dari 430.000 orang menemukan bahwa konsumsi gula tambahan secara positif dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan, kanker pleura, dan kanker usus kecil.
Baca juga: Batu Ginjal
Terlalu banyak konsumsi gula juga meningkatkan risiko Anda mengalami depresi.
Para peneliti percaya bahwa perubahan gula darah, disregulasi neurotransmiter, dan peradangan mungkin menjadi alasan dampak gula yang merugikan pada kesehatan ment