KOMPAS.com - Nyeri sendi umum terjadi pada orang yang mengalami rematik atau rheumatoid arthritis.
Mengutip Everyday Health, jika nyeri sendi kronis tidak diatasi dengan tepat dapat menyebabkan tulang terkikis.
Sementara otot, tendon, dan ligamen di sekitarnya, yang dirancang untuk menopang sendi, akan melemah.
Mungkin tanpa Anda sadari kondisi yang terjadi itu dipicu oleh beberapa kebiasaan buruk Anda sendiri.
Berikut beberapa kebiasaan buruk pemicu nyeri sendi yang harus Anda hindari:
Baca juga: 13 Penyebab Nyeri Sendi, Bukan Melulu Karena Radang Sendi
Mengutip WebMD, melakukan aktivitas berulang tanpa henti dapat membuat Anda mengulangi gerakan yang sama hingga membebani sendi kecil (seperti sendi jari) dan besar (seperti sendi bahu).
Aktivitas berulang tanpa henti yang dimaksud misalnya memegang atau mengetik di gawai seharian, memotong kayu dan mengocok adonan tanpa henti.
Disarankan untuk beristirahat sejenak setiap 2 hingga 3 menit atau saat persendian Anda sudah melemah.
Anda juga bisa memilih menggunakan headset dari pada memegang ponsel selama bermenit-menit, bahkan berjam-jam untuk telpon.
Mengutip WebMD, sering duduk diam terlalu lama akan menjadi kebiasaan buruk yang bisa memicu nyeri sendi.
Tetap dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama dapat melelahkan otot, menekan sendi dan tulang rawan. Aliran darah ke area tersebut juga bisa turun saat Anda duduk diam terlalu lama.
Jika Anda sedang berdiri, membaca, atau bekerja di depan komputer, pastikan untuk meregangkan otot atau mengubah posisi setidaknya setiap 10-15 menit.
Baca juga: 10 Kebiasaan yang menjadi Penyebab Gangguan Pencernaan
Mengutip WebMD, membawa barang terlalu berat, seperti tas dapat mengubah postur dan langkah Anda saat berjalan.
Kebiasaan buruk itu akan menekan otot, sendi, serta saraf halus di leher hingga bahu Anda. Lama kelamaan kebiasaan buruk ini menjadi pemicu nyeri sendi.
Idealnya, orang cukup membawa beban 5 persen dari berat badannya, tidak lebih dari itu. Jika Anda menimbang 60 kg, beban ideal yang Anda bawa adalah 3 kg.
Jika Anda mengenakan ransel, tas itu mendistribusikan berat lebih merata dibanding tas jinjing.
Mengutip WebMD, jika Anda berencana untuk meningkatkan beban latihan, Anda perlu melakukannya secara bertahap dengan memperhatikan kemampuan fisik.
Jika beban olahraga ditingkatkan sekaligus tanpa dilatih secara bertahap, persendian dapat tertekan.
Setelah itu bisa muncul rasa nyeri sendi yang tajam dan berlangsung lebih dari beberapa jam setelah percobaan olahraga itu dilakukan.
Sehingga, kebiasaan buruk olahraga berlebihan tanpa perhitungan hanya akan menjadi pemicu nyeri sendi Anda.
Baca juga: 7 Kebiasaan Sederhana untuk Meningkatkan Sistem Imun
Mengutip WebMD, tubuh membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk menguatkan tulang. Khusus vitamin D bermanfaat untuk menguatkan otot.
Jika kurang mengkonsumsi kalsium dan vitamin D, salah satu dampak buruknya mungkin memicu nyeri sendi.
Beberapa orang mungkin ada yang menghindari kalsium dan vitamin D dengan beberapa alasan, misalnya ada alergi dengan susu sumber kalsium.
Jika demikian, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menyiasati agar alergi tidak membuat Anda mengalami nyeri sendi.
Mengutip WebMD, penting untuk memperhatikan asupan makanan Anda karena makan berlebihan secara tidak langsung dapat menjadi pemicu nyeri sendi.
Semakin berat Anda, semakin banyak tekanan yang ditanggung sendi Anda, terutama bagian pinggul lutut, dan tulang belakang, yang menopang berat badan Anda.
Kelebihan berat badan membebani tulang rawan yang berfungsi sebagai "peredam kejut" sendi Anda.
Setelah itu, akan menyebabkan munculnya rasa nyeri di persendian. Jika tidak segera diatasi, memicu robekan tulang rawan yang mungkin memerlukan pembedahan.
Baca juga: 10 Kebiasaan yang Menyebabkan Penyakit Ginjal yang Harus Dihindari
Mengutip WebMD, jika Anda merokok atau menggunakan produk tembakau lainnya, berusahalah untuk berhenti, karena ini hanya menjadi kebiasaan buruk pemicu nyeri sendi.
Nikotin dalam produk itu akan menyempitkan pembuluh darah kecil yang memasok darah ke persendian Anda, terutama cakram di tulang belakang Anda.
Orang yang merokok atau pengguna tembakau berada pada risiko yang jauh lebih tinggi terkena masalah tulang belakang dan persendian, bahkan sejak usia 30-an.
Orang terlalu banyak beban pikiran biasanya akan menjadi stres pada ujungnya.
Padahal, stres akan berdampak pula pada kesehatan fisik.
Mengutip Everyday Health, orang yang mengalami rematik memiliki respons fisiologis berlebihan terhadap stres.
Pelepasan bahan kimia tubuh dari stres lebih besar untuk penderita rematik. Jika semakin stres, nyeri sendi dari gejala rematik bisa semakin buruk.
Jadi, kebiasaan stres harus Anda hindari karena bisa menjadi pemicu nyeri sendi semakin parah pada penderita rematik.
Baca juga: 10 Obat Alami untuk Mengatasi Nyeri Sendi yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.