Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Obat-obatan yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Kompas.com - 14/10/2022, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Seorang ibu hamil memiliki banyak pantangan untuk tidak dikonsumsi karena bisa membahayakan kandungannya.

Di antaranya, obat-obatan baik yang diresepkan maupun yang dijual bebas (OTC).

Mengutip Verywell Health, Anda berbagi suplai darah dengan bayi saat hamil. Obat-obatan yang melewati aliran darah Anda dapat melewati plasenta dan memiliki efek yang merugikan pada kesehatan bayi Anda.

Tidak ada obat yang 100 persen aman dikonsumsi selama kehamilan, tetapi beberapa obat diperlukan dan lebih aman dari pada yang lain.

Baca juga: 7 Obat-obatan Pemicu Kolesterol Tinggi yang Penting Diketahui

Sejumlah obat-obatan yang perlu dihindari ibu hamil meliputi:

1. Obat jerawat

Mengutip Verywell Health, sejumlah obat perawatan jerawat yang diresepkan terkait dengan adanya cacat lahir yang serius.

Obat-obatan untuk jerawat yang harus dihindari ibu hamil meliputi isotretinoin dan spironolactone.

Mengutip GoodRx Heatlh, Tazorac (tazarotene) juga merupakan obat jerawat yang bisa digunakan untuk mengatasi keriput dan psoriasis yang harus dihindari ibu hamil.

Tazorac dapat menyebabkan kelainan janin dan tes kehamilan negatif harus diperoleh dalam waktu 2 minggu sebelum pengunaan obat ini.

Jika Anda meminum obat-obatan ini saat hamil, Anda harus segera berhenti dan bicarakan dengan OB-GYN atau dokter kulit Anda tentang cara terbaik untuk mengendalikan jerawat selama kehamilan.

Baca juga: Tanda-tanda Keguguran Tidak Lengkap dan Cara Mengatasinya

2. Pereda nyeri (NSAID)

Mengutip Verywell Health, obat-obatan anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) yang bekerja sebagai pereda nyeri memiliki efek samping negatif pada kehamilan.

NSAID menimbulkan risiko bayi Anda lahir cacat dengan mengalami kerusakan organ dalam. Risiko paling tinggi berada di trimester pertama kehamilan.

Setelah melewati usia kehamilan itu ibu hamil mungkin lebih toleran dengan efek obat NSAID. Sehingga, boleh mengkonsumsinya untuk waktu yang singkat.

Namun, Anda harus berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat tersebut.

Obat-obatan NSAID yang berisiko membahayakan janin dan harus dihindari ibu hamil, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen.

Untuk bu hamil pereda nyeri yang direkomendasikan adalah Acetaminophen (Tylenol), karena memiliki efek samping yang lebih sedikit.

Baca juga: Obat-obatan Penyebab Anemia Hemolitik yang Perlu Diketahui

3. Obat anti-depresan dan anti-kecemasan

Beberapa obat anti-depresan dan anti-kecemasan berisiko memberikan efek samping negatif bagi janin Anda.

Mengutip Healthline, obat-obatan tersebut meliputi:

  • Klonazepam (Klonopin): biasanya digunakan untuk mencegah kejang dan gangguan panik. Kadang-kadang diresepkan untuk mengobati serangan kecemasan atau panik.
  • Lorazepam (Ativan): obat umum yang digunakan untuk mengobati kecemasan atau gangguan kesehatan mental lainnya.

Kedua obat ini dapat berisiko menyebabkan gejala sindrom bayi putus obat. Ini bisa mengancam jiwa bayi setelah lahir.

Sehingga, obat jenis ini harus dihindari ibu hamil dan menggntinya dengan obat yang tidak terlalu bermasalah.

Jika seorang ibu hamil memiliki kekhawatiran tentang obat tertentu, dia harus mendiskusikan rencana untuk menghentikannya secara aman dengan dokternya sebelum dia menghentikan pengobatannya.

Baca juga: 9 Penyebab Keguguran yang Harus Diperhatikan Calon Ibu dan Ayah

4. Antibiotik

Mengutip Verywell Health, sama seperti antidepresan, semua antibiotik membawa beberapa risiko pada janin.

Kebanyakan mengakibatkan malformasi atau cacat lahir.

Umumnya, antibiotik golongan tetrasiklin harus dihindari ibu hamil, terutama jika obat tersebut akan mengobati infeksi yang juga dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi bayi Anda.

Mengutip Healthline, ciprofloxacin (Cipro) dan levofloxacin adalah jenis antibiotik lainnya yang harus dihindari ibu hamil.

Obat-obatan ini dapat menyebabkan masalah pertumbuhan otot dan tulang bayi. Selain itu, berpotensi menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri sendi dan kerusakan saraf.

Kedua jenis obat antibiotik ini adalah antibiotik fluorokuinolon.

Fluorokuinolon dapat meningkatkan risiko robekan atau ruptur aorta. Ini dapat mengakibatkan pendarahan yang mengancam jiwa.

Orang dengan riwayat aneurisma atau penyakit jantung berpotensi memiliki risiko lebih besar.

Menurut studi pada 2017, fluorokuinolon dapat meningkatkan kemungkinan keguguran.

Sementara, antibiotik yang dianggap cukup aman untuk dikonsumsi ibu hamil adalah penisilin dan eritromisin.

Baca juga: Obat-obatan Pemicu Asam Urat Tinggi yang Harus Diwaspadai

5. Penurun kolesterol

Mengutip GoodRx Heatlh, sejumlah obat jenis statin yang digunakan untuk menurunkan kolesterol terbukti menyebabkan kelainan janin pada ibu hamil.

Ini salah satu obat yang sangat buruk untuk ibu hamil.

Biosintesis kolesterol penting dalam perkembangan janin dan statin dapat mempengaruhinya.

Obat-obatan yang tergolong dalam jenis ini meliputi:

  • Lipitor (atorvastatin)
  • Lovastatin
  • Pravachol (pravastatin)
  • Zocor (simvastatin)
  • Lescol (fluvastatin)

Baca juga: 12 Cara Mencegah Keguguran yang Penting Diketahui Calon Ibu dan Ayah

6. Pengencer darah

Mengutip GoodRx Heatlh, obat pengencer darah biasanya diperlukan untuk mengobati atau mencegah pembekuan di pembuluh darah, arteri, paru-paru, atau jantung.

Obat pengencer yang harus dihindari ibu hamil adalah warfarin.

Ibu hamil yang telah menggunakan ini pada trimester pertama kehamilan dilaporkan mengalami kelainan janin yang serius karena obat ini melintasi plasenta.

Untuk wanita yang menggunakan warfarin dan berencana untuk hamil, disarankan untuk beralih ke Lovenox (heparin dengan berat molekul rendah).

Anda perlu sering tes kehamilan, sehingga Anda dapat mengganti warfarin segera setelah kehamilan dikonfirmasi.

7. Obat psoriasis

Mengutip GoodRx Heatlh, obat yang diresepkan untuk mengobati psoriasis parah, seperti soriatane (acitretin) harus dihindari ibu hamil.

Acitretin tidak boleh digunakan oleh wanita yang sedang hamil atau yang berniat untuk hamil.

Wanita usia subur yang menggunakan soriatane harus membuktikan bahwa mereka menggunakan kontrasepsi selama perawatan.

Selama terapi atau selama 3 tahun setelah penghentian pengobatan psoriasis, Anda tidak disarankan untuk hamil karena bisa berisiko pada janin.

Baca juga: 6 Macam Nutrisi Penting Kebutuhan Ibu Hamil

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com