KOMPAS.com - Obat paracetamol memiliki beberapa fungsi pengobaan untuk anak. Di sisi lain, obat ini bisa menimbulkan efek samping, terutama jika dikonsumsi tidak sesuai aturan pemakaian.
Mengutip NHS, paracetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang umum untuk anak-anak.
Obat paracetamol untuk anak umumnya berfungsi mengobati:
Baca juga: Periset Ungkap Parasetamol Juga Bisa Atasi Rasa Sakit Patah Hati
Obat paracetamol untuk anak tersedia dalam bentuk sirup dan tablet (termasuk tablet larut).
Paracetamol juga tersedia sebagai supositoria, obat padat yang diberikan kepada anak dengan dimasukkan ke dalam anus/rektumnya.
Supositoria digunakan untuk meredakan rasa sakit dan demam pada anak-anak yang sulit menelan obat sirup atau tablet, bisa juga anak yang sedang menderita banyak penyakit.
Anda dapat memberi anak supositoria sejak usia 3 bulan.
Paracetamol dalam bentuk tablet, sirup, dan supositoria tersedia dengan resep dokter dan dapat dibeli di toko dan apotek (dijual bebas).
Meski umumnya aman dikonsumsi anak, orangtua harus memperhatikan aturan pemakaian obat paracetamol.
Baca juga: Ibuprofen dan Parasetamol, Mana yang Efektif untuk Pasien Covid-19?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua untuk memberikan obat paracetamol pada anak:
Baca juga: 7 Penyebab Gagal Ginjal pada Anak, Bisa Kelainan Bawaan sampai Infeksi
Mengutip Health Direct, setiap orang bereaksi berbeda terhadap obat-obatan.
Efek samping dari obat paracetamol pada anak bisa meliputi:
Efek samping obat paracetamol jarang terjadi. Hanya karena efek samping terdaftar tidak berarti setiap anak akan mengalami efek sampingnya.
Efek samping obat lebih mungkin terjadi, jika terjadi overdosis.
Baca juga: 8 Gejala Gagal Ginjal pada Anak yang Pantang Disepelekan
Mengutip Health Navigator, overdosis paracetamol pada anak adalah keadaan darurat.
Anak-anak paling berisiko mengalami kerusakan hati, jadi berhati-hatilah untuk tidak memberi mereka terlalu banyak paracetamol.
Jika Anda memberi anak Anda terlalu banyak paracetamol, segera hubungi dokter. Jangan menunggu tanda-tanda overdosis karena ini muncul terlambat ketika kerusakan hati sudah terjadi.
Tanda-tanda penanganan terlambat mungkin termasuk:
Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Ginjal pada Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua
Belakangan penggunaan paracetamol sirup menjadi bahan diskusi, apakah ini menjadi penyebab dari fenomena gangguan ginjal akut pada anak saat ini?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan rambu kewaspadaan dini dengan menghimbau untuk masyarakat berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
Hal tersebut belajar dari pengalaman kasus gangguan ginjal akut pada anak di Gambia, Afrika Barat.
Etilen glikol, yang merupakan salah satu komponen pelarut dalam paracetamol sirup, menyebabkan banyak sekali kasus gangguan ginjal akut pada anak.
Setelah diberhentikan penggunaannya oleh pihak berwenang Gambia, kasus AKI menurun drastis di sana.
"IDAI memberikan kewaspadaan dini. Kita wajib mengingatkan karena kasusnya banyak. Apapun yang memiliki kecurigaan kita harus waspada. IDAI tidak menghentikan, tapi mengingatkan untuk waspada," kata Ketua Umum IDAI, Dr. Piprim B Yanuarso dalam Live Instagram resmi IDAI pada Selasa (18/10/2022).
Sementara, penyebab tunggal dari fenomena gangguan ginjal akut pada anak ini masih belum diketahui.
Sehingga, masih terbuka segala teori penyebab penyakit ini, yang disebut juga sebagai acute kidney injury (AKI).
Baca juga: Penyakit Ginjal pada Anak: Jenis, Tanda, Penyebab
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.