KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, rasanya sulit untuk meluangkan waktu untuk berolahraga. Saat memiliki waktu luang, beberapa orang justru memilih rebahan atau duduk santai.
Padahal, jarang atau sama sekali tidak olahraga dapat berisiko terhadap perburukan kesehatan dan merupakan salah satu faktor risiko kematian dini pada manusia.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan The Lancet, tidak aktif bergerak lebih menyebabkan lebih banyak kematian, dibandingkan dengan kebiasaan merokok atau penyakit diabetes.
Baca juga: 5 Tips Pemulihan Pasca Melahirkan, Tidur Cukup hingga Olahraga
Para peneliti menemukan bahwa orang yang tidak fit, memiliki risiko kematian dini 500 persen lebih tinggi.
Berikut adalah beberapa dampak negatif lainnya yang terjadi jika kita jarang berolahraga.
Orang yang tidak berolahraga atau jarang beraktivitas fisik sering mengalami susah tidur.
Susah tidur atau tidak memiliki tidur yang berkualitas mungkin bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Namun, jika kondisi tersebut terjadi cukup sering, kesehatan Anda mungkin akan memburuk karena kurangnya tidur yang berkualitas.
Susah tidur dapat menyebabkan seseorang mengalami penambahan berat badan, diabetes, penyakit jantung, imunitas menurun, gangguan mood, susah berkonsentrasi, hingga kecelakaan saat berkendara.
Sementara itu, aktivitas fisik seperti membersihkan halaman, berkebun, mengayuh sepeda, lari yang dilakukan di luar ruangan dapat menjadi pendorong agar Anda lebih mudah terpejam dan memiliki tidur yang berkualitas.
Baca juga: 5 Olahraga Ringan untuk Tingkatkan Performa Seks
Olahraga merupakan aktivitas yang membantu kinerja jantung agar lebih efisien dalam memompa darah.
Jika kita tidak berolahraga, seiring waktu kebugaran organ kardiovaskular dan pernapasan akan menurun.
Seseorang yang sama sekali tidak berolahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik berisiko besar terkena penyakit jantung.
Bahkan, orang yang tidak memiliki faktor risiko klasik, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan obesitas, dapat terkena penyakit kardiovaskular.
Para ilmuwan meyakini bahwa olahraga meningkatkan neuroplastisitas, kemampuan otak untuk membentuk koneksi saraf baru dan beradaptasi sepanjang hidup.
Penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu area pertumbuhan tersebut adalah di hipokampus, yang mengatur memori dan fungsi eksekutif.
Satu studi yang dipresentasikan dalam jurnal Neurology menemukan bahwa orang yang bugar saat dewasa memiliki memori, keterampilan motorik, dan kemampuan yang lebih baik untuk fokus dan mengendalikan emosi saat berada di usia paruh baya.
Maka dari itu, seseorang berisiko alami amnesia jika jarang berolahraga.
Baca juga: Jangan Malas Gerak, Olahraga Terbukti Bisa Bikin Usus Makin Sehat
Aktivitas fisik memainkan peran penting dalam bagaimana tubuh Anda memproses karbohidrat. Itu sebabnya, melewatkan workout dapat membuat gula darah Anda tak stabil.
Dalam jangka pendek, mengurangi aktivitas harian dan berhenti olahraga dapat menyebabkan perubahan akut pada tubuh terkait dengan diabetes.
Sebaliknya, satu kali olahraga ringan dapat memperbaiki sistem tubuh dalam mengatur glukosa darah.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyatakan bahwa kurangnya aktivitas olahraga dalam menimbulkan kerugian besar pada tahun-tahun mendatang.
WHO memperkirakan akan ada setengan miliar kasus baru gangguan tidak menular, seperti penyakit jantung dan diabetes pada 2030 nanti apabila olahraga belum dijadikan prioritas.
Seperti diketahui, duduk sepanjang hari atau perilaku menetap merupakan faktor risiko dari berbagai kondisi kronis dan kematian dini.
Sejauh ini, memang belum ada penelitian yang membuktikan kurangnya olahraga menyebabkan kanker. Namun, banyak studi menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik dengan berkurangnya risiko penyakit kanker.
Menurut National Cancer Institute, orang yang melakukan aktivitas fisik tingkat tinggi memiliki risiko 19 persen lebih rendah terkena kanler usus besar, dibandingkan mereka yang kurang aktif.
Dalam meta-analisis studi kanker payudara, ditunjukkan pula wanita yang rajin olahraga memiliki risiko 12-21 persen lebih rendah terkena kanker payudara.
Baca juga: 3 Jenis Olahraga untuk Membakar Lemak Perut
Seiring bertambahnya usia, kalsium dari tulang Anda diserap kembali ke dalam aliran darah Anda.
Hal ini menyebabkan pengurangan massa tulang dan dapat menyebabkan tulang rapuh atau disebut osteoporosis.
Salah satu cara utama untuk mencegah pengeroposan tulang ini adalah dengan berolahraga.
American College of Sports Medicine merekomendasikan latihan menahan beban yang melibatkan lompatan, seperti tenis, bola basket, dan lari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.