KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak yang berimbas pada lonjakan harga bahan pokok membuat setiap keluarga harus lebih bijak saat berbelanja. Kebutuhan akan makanan bergizi seharusnya menjadi prioritas.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 dari Badan Pusat Statistik menyebutkan, anak-anak Indonesia masih mengalami kerawanan akses terhadap makanan sehari-hari. Diperkirakan, sekitar 14 juta jiwa mengalami masalah ketidakcukupan pangan.
Pakar ekonomi kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia, Mutia A. Sayekti S.Gz., MHEcon mengatakan, malnutrisi atau permasalahan gizi terkait dengan status ekonomi. Terlebih bagi anak, kerawanan pangan dapat berdampak pada pemenuhan gizi yang tidak optimal.
“Menjaga kualitas akses pangan masyarakat dan juga pemenuhan gizi dapat dimulai dari level rumah tangga," katanya dalam acara webinar memeringati Hari Pangan Sedunia yang digelar oleh Danone Indonesia (31/10/2022).
Baca juga: Nutrisi untuk Ibu Hamil dan Menyusui di 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Dalam skala rumah tangga, ketahanan pangan dapat dimulai dengan memastikan keluarga mengkonsumsi gizi seimbang yang dapat diterapkan dalam beberapa langkah seperti berkomitmen untuk hidup sehat sesuai dengan kemampuan, merencanakan menu per-minggu dengan konsep isi piringku, serta meningkatkan literasi tentang gizi.
"Orangtua dapat membuat skala prioritas dalam pengeluaran belanja, dengan mengutamakan kebutuhan yang esensial seperti pangan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka,” kata Mutia.
Dia mencontohkan, orangtua bisa menukar pengeluaran untuk konsumsi yang tidak perlu dengan bahan makanan. Misalnya saja pengeluaran untuk rokok atau pun membeli jajanan tidak sehat bisa dipakai untuk membeli makanan sumber protein.
Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK, menambahkan, perlu diperhatikan pula pentingnya variasi makanan dan jumlah yang cukup.
Baca juga: Cegah Generasi Stunting dengan Cukup Asupan Protein Hewani
"Eksplorasi terhadap pangan lokal yang tersedia di sekitar tempat tinggal juga perlu ditingkatkan. Misalnya kita bisa mengganti konsumsi ikan salmon yang mahal dengan ikan kembung. Yang tidak kalah penting adalah bervariasi makannya.Tidak ada satu jenis makanan super yang kandungannya sangat lengkap," ujar Ray.
Pemerintah sendiri telah memberikan panduan pola makan yang sehat dalam prinsip ‘Isi Piringku’ yang mengandung gizi seimbang.
Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah, dilanjutkan dengan minum air 8 gelas/hari.
Selain itu, pemberian makanan yang sudah difortifikasi juga bisa menjadi cara memenuhi kebutuhan gizi secara lebih murah. Sebab, bahan pangan terforitikasi sudah mengandung makroutrien dan mikronutrien sekaligus dalam satu makanan.
Baca juga: Cegah Stunting, Pemprov DKI Akan Distribusikan Beras Fortifikasi lewat Program Bansos
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.