KOMPAS.com - Makan mi instan setiap hari berbahaya enggak sih? Ya, kita semua tahu mi instan bukalah makanan sehat.
Tentu saja jika dikonsumsi setiap hari akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Rasanya yang nikmat dan harganya murah membuat banyak orang selalu ingin memakannya.
Bahkan, mi instan juga menjadi pilihan favorit saat lapar di tengah jam kerja yang padat.
Mi instan mengandung natrium yang tinggi, lemak jenuh, dan bahan tambahan yang berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Berikut hal yang bisa terjadi jika Anda makan mi instan setiap hari:
Mengonsumsi mi instan setiap hari bisa membuat kita mengalami sindrom metabolik.
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kolesterol, dan obesitas.
Bahkan, orang yang sehat dan aktif namun makan ramen instan dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki kemungkinan 68 persen lebih besar untuk mengembangkan sindrom metabolik.
Hal ini juga didukung oleh penelitian 2017 yang dilakukan di Korea Selatan.
Dalam penelitian tersebut, para ahli menemukan bahwa makan mi instan lebih sering bisa memicu peningkatan kadar trigliserida plasma, tekanan darah diastolik, dan kadar glukosa darah puasa.
Baca juga: Bolehkah Anak-Anak Makan Mie Instan? Berikut Faktanya...
Meski natrium penting untuk tubuh, terlalu banyak asupan natrium juga bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Natrium berdampak pada tekanan darah, menyebabkan hipertensi dan meningkatkan risiko Anda untuk mengembangkan masalah kesehatan berbahaya seperti serangan jantung dan stroke.
Natrium tak hanya terdapat pada garam. Beberapa jenis makanan juga sering mengandung natrium tinggi, termasuk makanan olahan seperti mi instan.
Padahal, asupan natrium yang direkomendasikan para ahli sebaiknya tidak lebih dari 2.300 miligram per hari, yang setara dengan satu sendok teh garam.
Namun, kandungan ramen dalam mi instan mencapao 1760 miligram sodium, yang setara dengan 75 persen dari batas harian yang direkomendasikan.
Mi instan dicerna tubuh secara lambat. Peneitian dari Massachusetts menemukan bahwa mi instan masih utuh setelah dua jam dalam pencernaan.
Hal ini bisa memicu kembung dan reensi cairan.
Retensi cairan cenderung berkembang setelah seseorang makan natrium dalam jumlah besar (yaitu lebih dari 1.700 miligram).
Kondisi ini juga bisa membuat Anda merasa begah dan lemas.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Mie Instan? Berikut Faktanya...
Satu bungkus mi instan biasanya mengandung kalori sekitar 380 kalori.
Sebab, mi instan mengandung karbohdirat olahan yang bisa menyebabkan gula darah berflktuasi cepat.
Hal inilah yang membuat kita tidak bisa merasa kenyang lebih lama. Pada akhirnya, kita bisa makan berlebihan dan kalori yang masuk ke tubuh pun semakin banyak.
Kandungan serat dan protein mi instan juga sangat rendah. Padahal, dua nutrisi tersebut sangat penting untuk manajemen berat badan.
Lemak jenuh dalam mi instan juga sangat tinggi. Hal inilah yang bisa menyebabkan penumpukan lemak di tubuh, yang membuat berat badan bertambah.
Makan mi instan setiap hari juga menyebabkan retensi air dan kembung karena kandungan natriumnya yang tinggi, yang juga dapat memengaruhi berat badan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.