Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Penderita Diabetes Sering Lapar dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 10/11/2022, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Seseorang yang didiagnosis menderita diabetes, sering merasa lapar dan mengalami peningkatan nafsu makan.

Dalam bahasa medis, kondisi yang dialami penderita diabetes disebut dengan polifagia atau hyperphagia.

Mengutip laman , peningkatan rasa lapar biasanya merupakan respons terhadap aktivitas fisik seperti berolahraga atau kerja berlebihan.

Baca juga: Pantang Diabaikan, Ini Penyebab Angka Diabetes Meningkat Menurut Ahli

Pada beberapa kasus, polifagia juga bisa muncul sebagai respons dari masalah yang lebih parah, sepereti depresi.

Gejala utama polifagia pada penderita diabetes adalah rasa lapar yang berlebihan. Mereka bahkan tidak merasa kenyang setelah makan. Kondisi ini lantas membuat pasien diabetes makan lebih banyak dari biasanya.

Seseorang yang mengalami polifagia sering juga merasakan haus berlebihan dan sering buang air kecil (poliuria).

 

Alasan penderita diabetes sering lapar

Merasa mudah atau sering lapar dan peningkatan nafsu makan pada pasien diabetes ternyata berkaitan dengan neurotransmitter atau senyawa kimia pembawa pesan antar sel saraf di dalam otak.

Hal itu disampaikan oleh Dr. dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, K-EMD, FINASIM dalam acara webinar yang diselenggarakan Diabetasol pada Kamis (10/11/2022).

Dr. dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, K-EMD, FINASIM memberikan penjelasan terkait gaya hidup diabetesi dan kewajiban diabetesi untuk mengontrol gula darah.
Dr. dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, K-EMD, FINASIM memberikan penjelasan terkait gaya hidup diabetesi dan kewajiban diabetesi untuk mengontrol gula darah.

"Otak menghasilkan neurotransmitter yang menyebabkan rasa lapar dan kenyang," ujar Eliana.

Diabetes lantas membuat neurotransmitter terganggu, sehingga penderita diabetes menjadi sering lapar dan sulit merasa kenyang.

Selain terkait dengan neurotransmitter, rasa lapar berlebihan juga disebabkan karena tubuh penderita diabetes tidak dapat memproduksi atau memanfaatkan insulin.

Hal itu membuat glukosa tetap berada di aliran darah lebih lama dan dikeluarkan. Ini berarti sel tidak memiliki energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi organ tubuh.

Saat kondisi ini terjadi, sel-sel tubuh memberi sinyal bahwa kita harus terus makan demi mendapatkan glukosa yang cukup.

Baca juga: 12 Obat yang Mengakibatkan Gula Darah Tinggi pada Pasien Diabetes

Cara mengatasi sering lapar pada penderita diabetes

Polifagia bukan kondisi yang bisa dianggap remeh. Anda dianjurkan berkonsultasi dengan dokter jika merasa lapar berlebihan terkait dengan diabetes.

Dokter Eliana juga menyarankan agar pasien tetap mampu membatasi diri dalam mengonsumsi makanan. Sebaiknya, pasien diabetes makan sedikit demi sedikit atau memberi jeda, ketimbang langsung makan dalam porsi banyak.

Selain itu, Eliana menyarankan agar penderita diabetes tetap memantau dan menjaga kadar gula darah.

“Diabetes itu tidak bisa disembuhkan tapi dicegah dan jika sudah terdiagnosis harus dijaga supaya tidak memburuk ataupun terjadi komplikasi. Maka mengontrol dan menjaga gula darah tetap normal adalah hal wajib bagi seluruh diabetesi (pasien diabetes), selain memperhatikan juga gaya hidup." tutup Eliana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau