KOMPAS.com - Sebagian besar orang pasti tahu bahwa ada dua jenis kolesterol dalam tubuh kita, yakni high-density lipoprotein (HDL) dan low-density lipoprotein (LDL).
Kolesterol LDL dikenal sebagai kolesterol jahat yang bisa berinteraksi dengan lemak dan bahan kimia lain dalam darah Anda, sehingga menyumbat arteri Anda.
Akibatnya, aliran darah menjadi terhambat dan menyebabkan masalah kesehatan signifikan, seperti penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Sebaliknya, kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik yang membantu menjaga kesehatan jantung.
HDL berfungsi memindahkan kolesterol jahat (LDL) dari arteri Anda. Namun, selain dua jenis kolesterol yang telah disebutkan, ada satu jenis kolesterol yang juga memiliki dampak besar pada tubuh, yakni trigliserida.
Baca juga: Pentingnya Konsumsi Lemak yang Tepat untuk Menurunkan Berat Badan
Trigliserida adalah bentuk lemak yang ada dalam darah. Risiko penyakit jantung Anda bisa meningkat jika kadar trigliserida Anda tinggi.
Untungnya, Anda dapat menurunkan kadar trigliserida dengan mengikuti pedoman yang disarankan untuk beberapa kondisi lain, seperti menurunkan berat badan, berolahraga, dan menghindari karbohidrat olahan.
Menurut penelitian, kadar trigliserida dapat memengaruhi risiko penyakit jantung jika naik terlalu tinggi.
Ketika terlalu banyak kalori yang dikonsumsi, tubuh menyimpannya sebagai trigliserida untuk digunakan pada tahap selanjutnya.
Kadar trigliserida dianggap normal jika kurang dari 150 mg/dL dan tinggi jika lebih dari 200 mg/dL.
Ada beberapa hal yang bisa memicu naiknya kadar trigliserida dalam tubuh, berikut pemicu tersebut:
Tubuh kita mengubah kalori yang tidak segera dibutuhkan menjadi lemak trigliserida.
Tubuh menyimpan lemak untuk digunakan nanti untuk pelepasan energi.
Namun, akumulasi lemak yang tidak sehat, dan hati Anda perlu memproduksi lebih banyak trigliserida untuk menyimpan kalori ekstra tersebut.
Kadar trigliserida bisa tinggi jika mengonsumsi terlalu banyak kalori, terutama dari karbohidrat dan lemak jenuh yang berbahaya.
Kadar trigliserida yang tinggi dalam tubuh Anda bisa jadi akibat obesitas yang disebabkan oleh pola makan yang buruk.
Hal ini juga terkait dengan asupan kalori dan bagaimana tubuh kita menyimpan kalori tambahan.
Selain itu, penelitian membuktikan bahwa obesitas dapat mengaktifkan gen penghasil lemak tubuh Anda, menghasilkan produksi trigliserida lebih banyak daripada yang dapat digunakan tubuh Anda.
Salah satu efek samping yang umum dari obesitas adalah resistensi insulin.
Jaringan tubuh kita berhenti merespons insulin ketika terjadi resistensi insulin.
Akibatnya, tubuh kesulitan membakar asam lemak, seperti trigliserida.
Baca juga: 4 Menu Sarapan Terbaik untuk Penderita Diabetes
Merokok juga menyebabkan peningkatan kadar trigliseri karena produk tembakau, terutama nikotin dan tar dapat merangsang produksi trigliserida lain di tubuh Anda.
Merokok juga mengurangi jumlah lipoprotein densitas tinggi, yang juga dikenal sebagai kolesterol baik.
Padahal, jenis kolesterol tersebut digunakan tubuh Anda untuk melawan penumpukan plak arteri.
Minum minuman mengandung alkohol berlebihan juga bisa meningkatkan trigliserida dalam tubuh karena tinggi kalori dan gula.
Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan produksi VLDL (very low-density lipoprotein), meningkatkan aliran asam lemak bebas dari jaringan adiposa ke hati, dan mengganggu kemampuan tubuh untuk memecah lemak.
Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi alkohol dikaitkan dengan penyakit hati berlemak alkoholik, pankreatitis, dan penyakit kardiovaskular, selain meningkatkan kadar trigliserida darah.
Untuk meminimalkan risiko kesehatan terkait penyakit kronis, sebisa mungkin hindari faktor penyebab trigliserida tinggi di atas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.