KOMPAS.com - Hari Kanker Sedunia yang diperingati tiap 4 Februari, tahun ini jatuh pada Sabtu (4/2/2023). Menilik sejarahnya, hari khusus tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap penyakit kanker.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kanker sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia dan penyebab utama kematian secara global.
Di sisi lain, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Indonesia pada 2018 menunjukkan kanker sebagai salah satu dari penyakit tidak menular yang menjadi masalah utama di Indonesia.
Adapun prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada 2018.
Fakta tersebut menjadikan Indonesia berada pada peringkat kedelapan di Asia Tenggara dan peringkat 23 di Asia untuk angka kejadian kanker tertinggi.
Sementara fakta lain bisa dilihat lewat data yang diambil dari Globocan pada 2018, yakni adanya peningkatan penderita penyakit kanker di dunia, yaitu 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian.
Rinciannya, satu dari lima laki-laki dan satu dari enam perempuan di dunia mengalami kejadian kanker, serta satu dari delapan laki-laki dan satu dari 11 perempuan meninggal karena kanker.
Sebagian besar kanker yang diderita oleh laki – laki adalah kanker paru dengan total 19,4 per 100.000 penduduk, diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kasus kanker untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara dengan total 42,1 per 100.000 penduduk, diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.
Perlu diketahui, penyebab utama kanker adalah terjadinya perubahan (mutasi) pada DNA di dalam sel tubuh seseorang.
DNA sendiri bertugas memberikan instruksi pada sel tubuh seseorang agar dapat menjalankan fungsinya, termasuk bagaimana cara sel untuk tumbuh dan membelah.
Sayangnya, proses instruksi tersebut tak selamanya sempurna. Kesalahan instruksi tersebut akhirnya dapat menyebabkan sel menghentikan fungsi normalnya dan berisiko menjadi sel kanker.
Meski demikian, WHO telah menyatakan bahwa kanker dapat dicegah. Meskipun faktor risiko, seperti usia atau genetika sulit untuk diubah, setidaknya faktor risiko lainnya, yakni gaya hidup dapat diwaspadai.
Untuk itu, memulai gaya hidup sehat dan bersih bisa jadi cara terbaik untuk pencegahan dan meminimalkan risiko terhadap penyakit tersebut di kemudian hari.
Pemimpin program penelitian mengenai pencegahan dna pengendalian kanker di Rutgers Cancer Institute of New Jersey, Elisa V Bandera, MD PhD dan Carolyn J Heckman, PhD, menyebut bahwa makan makanan sehat, bergerak dan kurangi konsumsi alkohol bisa menjadi cara untuk menjauhi risiko terkena kanker.
"Makan makanan yang seimbang, aktivitas fisik teratur dan menjaga berat badan ideal memiliki banyak manfaat kesehatan. Ketiga faktor tersebut dapat mengurangi risiko kanker dan telah dikaitkan dengan kesehatan keseluruhan yang lebih baik, serta peningkatan kualitas hidup dan prognosis setelah diagnosis kanker," ujar keduanya seperti dilansir news-medical.net, Senin (30/1/2023).
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya