Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Gangguan Pernapasan

Kompas.com - 14/03/2023, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian gangguan pernapasan dapat diatasi dengan menghindari sejumlah jenis makanan.

Mengutip Physiopedia, gangguan pernapasan adalah bentuk penyakit atau gangguan pada saluran udara dan paru-paru yang memengaruhi kemampuan manusia bernapas.

Sebagian besar penyebab gangguan pernapasan berasal dari faktor genetik dan lingkungan.

Baca juga: 8 Jenis Gangguan Pernapasan dan Penyebabnya yang Harus Dihindari

Meski faktor genetik tidak dapat dikontrol, masalah kesehatan itu bisa diminimalisir dengan Anda menghindari makanan yang memperburuk kondisi.

Mengutip Asbestos, penyebab asma diyakini ada faktor genetik yang kuat. Namun, menghindari gorengan berkalori tinggi dapat membantu Anda meredakan gangguan kesehatan paru-paru ini serta menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang makanan apa saja yang perlu dihindari oleh penderita penyakit paru-paru.

Baca juga: 8 Jenis Gangguan Pernapasan dan Gejalanya yang Harus Diwaspadai

Apa saja makanan yang perlu dihindari penderita gangguan pernapasan?

Disari dari Asbestos dan WebMD, berikut macam makanan yang perlu dihindari penderita gangguan pernapasan:

  • Makanan asin

Natrium menyebabkan retensi cairan, yang dapat menyebabkan sesak napas pada pasien yang memiliki penyakit paru-paru.

Sehingga, penderita penyakit pernapasan pantang makan makanan asin terlalu banyak dan sering.

Untuk mengurangi asupan natrium, kurangi bumbu asin dan periksa label pada makanan yang Anda beli untuk memastikannya tidak mengandung lebih dari 300 miligram garam per porsi.

  • Produk susu

Saat tubuh mencerna produk susu, gangguan pencernaan susu, yang disebut casomorphin, meningkatkan jumlah dahak dan lendir yang diproduksi tubuh.

Ini dapat membuat Anda batuk lebih parah hingga menyebabkan mengi dan nyeri pada penderita gangguan pernapasan, khususnya jenis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Baca juga: Kenali Penyebab Gangguan Pernapasan yang Harus Diwaspadai

  • Daging olahan

Daging olahan biasanya mengandung banyak nitrat untuk membantu umur simpan produk.

Namun, nitrat merupan zat yang tidak sehat karena studi menemukan ini menyebabkan peningkatan rawat inap penderita PPOK.

Untuk mengurangi asupan daging olahan, Anda bisa memilih daging segar dan makanan dengan label "tanpa penambah nitrat" pada produk makanan kemasan.

  • Soda

Minum soda bisa berbahaya bagi penderita gangguan kesehatan paru-paru.

Pertama, soda berkarbonasi mengandung karbon dioksida, yang dapat menyebabkan gas dan kembung. Ini bisa membuat penderitanya lebih sulit bernapas.

Selain itu, kandungan gula yang tinggi dapat meningkatkan peradangan dan menyebabkan penambahan berat badan. Keduanya, dapat memperparah gejala gangguan pernapasan seperti PPOK.

Anda bisa mengganti asupan soda dengan minuman nonkarbonasi beraroma, seperti teh dan jus alami.

Baca juga: Tanda-tanda Gangguan Pernapasan yang Harus Diwaspadai

  • Gorengan

Segala macam aneka gorengan adalah makanan yang perlu dihindari penderita ganggan pernapasan.

Hal ini karena makanan yang digoreng atau istilahnya gorengan, mengandung lemak tidak sehat yang dapat menyebabkan kembung dan rasa tidak nyaman karena menekan diafragma.

Selain ketidaknyamanan paru-paru yang disebabkan oleh kembung, gorengan seiring waktu dapat menyebabkan kolesterol tinggi dan penambahan berat badan.

Bagi orang yang hidup dengan penyakit paru-paru, hal-hal ini dapat memperburuk gejala.

  • Roti putih

Karbohidrat sederhana, seperti roti putih harus dihindari penderita penyakit paru-paru.

Hal ini karena paru-paru membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk memetabolisme makanan jenis ini.

Mengganti karbohidrat sederhana dengan karbohidrat kompleks, seperti gandum utuh, dapat meningkatkan kesehatan paru-paru.

Baca juga: 14 Penyebab Sesak Napas, Tak Hanya Gangguan Pernapasan

  • Keripik

Keripik sarat dengan garam dan lemak jahat, dua kandungan makanan yang merugikan kesehatan paru-paru.

Lemak jahat, yaitu lemak trans dan lemak jenuh, membahayakan kesehatan jantung Anda dan dapat meningkatkan tekanan darah.

Garam dalam keripik juga dapat meningkatkan retensi air, sehingga bisa semakin membuat penderita gangguan pernapasan sulit bernapas.

  • Cokelat

Cokelat merupakan makanan yang perlu dihindari penderita gangguan pernapasan karena pertama, mengandung kafein.

Zat ini dapat mengganggu pengobatan atau meningkatkan detak jantung.

Cokelat sebagai makanan penutup yang manis juga tinggi gula dan rendah nutrisi, menjadikannya pilihan yang buruk bagi penderita penyakit paru-paru.

Baca juga: 6 Herbal untuk Mengobati Gangguan Pernapasan yang Mematikan

  • Bir

Secara umum, alkohol dapat meningkatkan peradangan pada paru-paru. Sehingga, minuman keras ini harus dihindari.

Apalagi, bagi mereka yang hidup dengan masalah paru-paru.

Selain itu, bir juga minuman berkarbonasi yang dapat menyebabkan kembung, memberi tekanan ekstra pada paru-paru, dan membuat lebih sulit bernapas.

  • Minuman manis

Menghindari minuman ringan manis dan menggantikan dengan air putih dapat membantu penderita gangguan pernapasan merawat kesehatan paru-paru.

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang dewasa yang minum lebih dari 5 minuman ringan manis dalam seminggu lebih mungkin mengalami bronkitis dan anak-anak lebih mungkin menderita asma.

Baca juga: 10 Cara Menjaga Kesehatan Paru-paru yang Penting Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau