Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Demensia Sesuai Jenisnya, Tak Hanya Usia

Kompas.com - 19/03/2023, 15:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk gejala yang memengaruhi daya ingat, kemampuan kognitif, dan sosial hingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini umumnya menyerang saraf sehingga mengganggu aktivitas otak. Namun, penyebab dan gejala yang ditimbulkan akan berbeda sesuai dengan bagian otak yang diserang.

Untuk itu, ketahui penyebab demensia sesuai jenisnya berikut ini.

Baca juga: 11 Gejala Awal Demensia yang Perlu Diwaspadai

Penyebab demensia

Dilansir dari NHS, demensia tidak terbatas pada satu jenis penyakit saja karena ada beberapa penyakit lainnya yang bisa menyebabkan demensia.

Beberapa penyakit tersebut umumnya memicu penumpukan protein secara tidak biasa pada otak sehingga membuat saraf tidak bisa bekerja dengan baik dan akhirnya akan mati.

Ketika saraf tersebut mati, area otak tertentu akan mengalami penyusutan sehingga akan memberikan dampak serta memicu gejala yang berbeda pada penderita.

Disarikan dari Mayo Clinic dan Medical News Today, ada beberapa penyebab demensia sesuai dengan jenisnya, seperti:

Penyakit Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling umum ditemui.

Banyak ahli yang tidak mengetahui penyebab pasti dari penyakit Alzheimer. Tetapi, banyak yang percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh mutasi gen, yang disebut apolipoprotein E4 (APOE), yang diturunkan dari orang tua ke anak.

Penderita Alzheimer memiliki plak pada otak yang merupakan penumpukan protein yang disebut beta-amyloid, dan fibrous tangles atau serabut kusut yang terdiri dari protein Tau.

Kondisi ini kemudian akan merusak neuron dan jaringan yang menyambungkannya.

Penderita Alzheimer akan memiliki masalah dengan daya ingat jangka pendek, kesulitan untuk mencari kata yang tepat, menentukan pilihan, serta memiliki kesulitan untuk melihat objek tiga dimensi.

Baca juga: 5 Gejala Demensia pada Lansia dan Cara Mengatasinya

  • Demensia vaskular

Demensia vaskular adalah jenis demensia yang disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak.

Kerusakan pembuluh darah ini bisa memicu terjadinya stroke atau memengaruhi kesehatan otak, seperti merusak jaringan pada otak.

Gejala umum yang akan ditemui pada penderita dengan kondisi ini adalah mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah, lambat dalam berpikir, dan kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi dan mengatur sesuatu.

Gejala yang ditampilkan tersebut akan lebih mudah dikenali jika dibandingkan dengan gejala penurunan daya ingat.

  • Lewy body dementia

Lewy body dementia atau demensia Lewy body adalah demensia yang terjadi secara bertahap dan tidak bisa disembuhkan.

Kondisi ini disebabkan oleh adanya penumpukan protein secara tidak normal pada otak penderita.

Gejala umum yang ditemui adalah mengigau ketika tidur, mengalami halusinasi atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, dan memiliki masalah dengan konsentrasi.

Beberapa gejala lain yang akan ditemui adalah gerakan tubuh yang tidak terkoordinasi atau cenderung lambat, mengalami tremor, dan kekakuan atau yang berhubungan dengan saraf.

Baca juga: Perbedaan Demensia dan Alzheimer yang Perlu Diketahui

Demensia frontotemporal merupakan jenis demensia yang menyerang otak bagian depan dan samping.

Gejala yang ditampilkan akan tergantung dari bagian otak yang diserang, termasuk gangguan perilaku, kepribadian, bicara dan komunikasi, atau ketiganya.

  • Mixed dementia

Mixed dementia atau demensia campuran adalah jenis demensia yang membuat penderitanya memiliki kerusakan pada beberapa bagian otak.

Kondisi ini bisa melibatkan beberapa jenis demensia sekaligus, seperti penyakit Alzheimer, demensia vaskular, dan demensia Lewy Body.

Namun, gejala dan pengobatan untuk jenis demensia ini masih diteliti.

Beberapa penyebab demensia tersebut perlu diketahui karena akan terjadi secara bertahap dan tidak bisa disembuhkan.

Dengan begitu, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan hidup sehat dan melakukan pemeriksaan secara rutin jika memiliki riwayat demensia di dalam keluarga.

Baca juga: 10 Gejala Demensia pada Usia Muda dan Kapan Harus ke Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com