KOMPAS.com - Mouth taping atau memplester mulut menggunakan selotip sedang tren di media sosial.
Bahkan, beberapa publik figur juga mulai mempraktikkanya. Mout taping bertujuan agar kita menutup mulut saat tidur sehingga kita bisa berfokus pada pernapasan hidung.
Cara ini diklaim bisa menghentikan kebiasaan mendengkur, membuat tidur lebih nyenyak, memperbanyak energi, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Baca juga: Pentingnya Cukup Tidur dan Makan Secukupnya Saat Puasa
Spesialis gangguan tidur dari Coloradi, Kathry Palmer mengatakan bahwa memplester mulut bukan cara yang aman untuk meningkatkan pernapasan hidung.
“Tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung manfaat dari memplester mulut, dan itu bisa berbahaya,” ucapnya.
Bernapas melalui mulut adalah cara agar pksigen tetap bisa masuk ke tubuh saat kita tidak dapat bernapas melalui hidung saat tidur.
Mulut akan terbuka secara alami sehingga kita dapat menghirup udara yang Anda butuhkan.
Ia juga menambahkan bahwa mouth taping juga bisa menyebabkan beberapa dampak negatif, seperti berikut:
“Ini dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti pneumonia dan bahkan kematian,” kata Palmer.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, tujuan dari mouth taping adalah mengalihkan pernapasan dari mulut melalui hidung.
Dengan bernapas melalui hidung, kita isa mengurangi dengkuran, mulut kering, dan gangguan pernapasan terkait tidur, serta meningkatkan kualitas tidur.
Namun, semua manfaat yang diklaim tersebut tidak memiliki bukti yang relevan.
Jika Anda ingin meningkatkan kualitas tidur atau mencegah terjadinya gangguan tidur lainnya, Anda bisa meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Bagi Anda yang mengalami sleep apnea, yang bisa eningkatkan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, gagal jantung, irama jantung abnormal, dan stroke, dokter mungkin akan merekomendasikan mesin continuous positive airway pressure.
Baca juga: 3 Dampak Negatif Anak Kurang Tidur dan Cara Mengatasinya
Mesin tersebut berguna untuk membantu Anda bernapas dengan benar di malam hari, sehingga kualitas tidur meningkat.
Jika Anda mendengkur tetapi tidak menderita apnea tidur obstruktif, kemungkinan besar dokter akan mencari penyebab lain.
Untuk mengurangi dengkuran, mereka mungkin merekomendasikan penurunan berat badan, berhenti merokok, menghindari alkohol selama beberapa jam sebelum tidur, tidur dengan posisi miring, atau strategi lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.