Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2023, 15:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Stunting adalah masalah kesehatan yang akan memengaruhi kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Cara mengatasi stunting adalah program nasional, tetapi sayangnya hingga hari ini pengertian stunting masih sering disalahpahami.

Apakah Anda masih sering mendengar klaim bahwa semua anak pendek itu stunting? Itu hanyalah salah satu dari mitos stunting

Baca juga: Apakah Daun Kelor dapat Mencegah Stunting? Begini Kata Dokter...

Stunting diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai perawakan pendek, tetapi tidak benar bahwa semua anak pendek itu stunting.

Prof.dr. Damayanti R Sjarif, Ph.D,Sp.A(K) menjelaskan bahwa pengertian stunting adalah kondisi pada balita yang perawakannya pendek dan dibuktikan dengan pemeriksaan tinggi badan menurut umur dan diplot di grafik WHO menunjukkan di bawah minus 2 standar deviasi (-2 SD).

Penyebabnya adalah kekurangan gizi kronik atau kekurangan gizi berulang.

"Anak pendek stunting, hanya jika ia pendek karena gizi kronik," kata Prof.dr. Damayanti menekankan kepada Kompas.com melalui zoom pada Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Kerap Mengintai Anak, Pahami Gejala Stunting dan Cara Mencegahnya

Bagaimana stunting terjadi?

Prof.dr. Damayanti yang merupakan Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa biasanya anak stunting itu lahir dengan normal, tinggi badan normal, dan berat badan normal.

Namun dalam perkembangannya, kebutuhan gizi anak tidak dicukupi dan kebutuhan gizi meningkat.

Kondisi itu nantinya akan menyebabkan weight faltering, underweight, dan imunitas turun, sehingga anak mudah terkena penyakit.

"Kalau sudah kena penyakit, anak akan enggan makan. Hingga nantinya, anak akan mengalami gizi kurang, gizi buruk, yang memperberat semuanya. Kondisi itu akan menurunkan hormon pertumbuhan anak," terangnya.

Jika hormon pertumbuhan berkurang, tinggi badan anak akan terhenti.

Baca juga: 1 Telur Per Hari: Cara Mudah dan Murah Mengatasi Stunting menurut Ahli

"Kalau kita tidak segera mengatasinya, terjadilah perawakan pendek yang kita sebut stunting pada anak," ucapnya.

Lebih buruknya lagi, stunting tidak hanya memengaruhi perawakan anak. Ini juga memengaruhi perkembangan otak anak yang bisa mengakibatkan kecerdasannya di bawah rata-rata.

"Kualitas SDM akan kacau, jika stunting tidak diatasi dengan benar. Ini sudah terbukti di Indonesia, sudah terlihat," ujarnya tajam.

Berkaca dari data Programme for Internafional Student Assessment (PISA) 2018, Indonesia menduduki peringkat 71 dari 78 negara yang ikut serta.

Posisi Indonesia berada di bawah China (1), Singapura (2), Malaysia (48), Brunei (53), dan Thailand (60).

Program for International Student Assessment adalah suatu studi untuk mengukur kemampuan matematika, sains, dan membaca anak-anak usia 15 tahun dari 78 negara.

Baca juga: Telur untuk Mencegah Stunting, Begini Saran Ahli...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau