Kelompok etnis tertentu memiliki risiko lebih besar terkena lupus, yang mungkin terkait dengan kesamaan gen yang mereka miliki.
Kelompok etnis tersebut, yaitu orang Afrika, Asia, Hispanik/Latin, penduduk asli Amerika, penduduk asli Hawaii, atau keturunan Pulau Pasifik.
Baca juga: Kenali Apa Itu Lupus Neonatal, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Berbagai aspek lingkungan Anda juga dapat menjadi penyebab penyakit lupus, meski tidak secara langsung.
Beberapa pemicu potensial dari lingkungan yang menjadi pemicu penyakit lupus meliputi:
Baca juga: Kenali Apa Itu Lupus yang Diinduksi Obat, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Mayoritas orang yang didiagnosis dengan lupus adalah wanita.
Wanita cenderung mengalami gejala lupus yang umum, seperti nyeri sendi, nyeri otot, ruam, dan demam.
Namun, wanita juga dapat mengalami gejala lebih serius, yang berdampak pada berbagai bagian tubuh, seperti gangguan ginjal dan jantung.
Lupus bisa mempengaruhi siapa pun dari segala usia, tetapi penyakit ini paling sering didiagnosis pada orang dengan usia antara 15 hingga 45 tahun.
Perkembangan penyakit lupus dapat dicegah dengan Anda melakukan diagnosis dini serta menghindari pemicu penyakit, seperti paparan sinar matahari berlebihan.
Namun, lupus bisa sulit didagnosis karena gejalanya sangat bervariasi dari orang ke orang.
Tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis lupus.
Lupus didiagnosis dengan kombinasi tes, meliputi tes darah dan urin serta pemeriksaan fisik dan gejala yang muncul.
Baca juga: Tips Kesehatan untuk Penderita Penyakit Lupus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya