Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Kecanduan Rokok pada Remaja yang Harus Diperhatikan

Kompas.com - 27/05/2023, 22:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Cara mencegah kecanduan rokok di kalangan remaja dapat dilakukan dengan berbagai intervensi oleh banyak pihak.

Satuan Tugas (Satgas) Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Angga Wirahmadi, Sp.A(K) mengatakan bahwa jumlah perokok remaja di Indonesia tetap memiliki jumlah yang tinggi.

Bahkan, terjadi kenaikan dari 33,9 persen pada 2014 menjadi 35,5 persen pada 2019, menurut Global Youth Tobacco Survey 2019.

Baca juga: Kandungan Rokok yang Membuatnya Berbahaya untuk Kesehatan

Padahal, merokok adalah kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan kecanduan dan masalah kesehatan pada banyak organ dalam jangka waktu panjang (kronis).

Mengutip American Lung Association, hal itu karena rokok mengandung 7.000 bahan kimia berbahaya dan 69 di antaranya dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik).

Salah satu bahan kimia berbahaya dalam rokok adalah nikotin, senyawa kimia di tanaman tembakau yang memiliki efek sangat adiktif.

Oleh karena itu, penting untuk semua pihak dapat mencegah kecanduan merokok pada remaja.

Baca juga: Kenali Apa Itu Nikotin dan Efek Sampingnya

Bagaimana cara mencegah kecanduan rokok pada remaja?

Dr. Angga mengatakan bahwa ada tahapan seorang remaja menjadi perokok aktif, yaitu:

  • Tahap preparation: melihat merokok sebagai aktivitas yang menyenangkan.
  • Tahap initiation: mengadaptasi apa yang dilihat atau didengar dengan ingin mencobanya langsung
  • Tahap becoming a smoker: mulai rutin merokok pada waktu tertentu. Minimal 4 batang per hari. Membutuhkan waktu setidaknya 2 tahun untuk menjadi perokok berat.
  • Tahap maintenance of smoking: di mana merokok sudah menjadi bagian dari keseharian yang menimbulkan efek relaksasi dan menyenangkan.

"Kita bisa mencegah perokok remaja pada tahap preparation dan initiation," ujarnya.

Baca juga: Waspada Tingginya Tingkat Kecanduan Rokok pada Remaja di Indonesia

Pada tahap preparation, remaja harus mendapatkan pandangan tentang efek negatif merokok, baik di keluarga sebagai lembaga pendidikan non-formal pertama dan di sekolah.

"Peran pemerintah juga penting untuk larangan konten merokok di media sosial atau iklan," ujarnya.

Sebab, konten yang muncul di media sosial atau iklan saat ini mudah berkembang menjadi trend mode para remaja, yang cenderung memiliki perilaku impulsif dan adaptif.

Pada tahap initiation, di mana remaja sudah memiliki persepsi positif terhadap rokok, mencegah kecanduan rokok di kalangan remaja bisa dilakukan dengan membuka perspektif mereka dan memberikan mereka aktivitas positif yang menarik.

Baca juga: 8 Macam Kerusakan Organ karena Efek Merokok yang Harus Diwaspadai

Tujuannya adalah untuk menghindarkan mereka dari lingkungan dan kegiatan yang memberi kesempatan merokok.

Aktivitas positif, seperti olahraga, mengaji, penyaluran minat dan hobi lainnya, memberikan para remaja jalan keluar dalam mengatasi rasa bosan atau stres.

Setelahnya, kita bisa mengimplementasikan program pencegahan merokok di lingkungan sekitar anak remaja.

Ada 3 jenis program yang diteliti dapat berkontribusi untuk mencegah merokok di kalangan remaja, yaitu program berbasis keluarga, sekolah, dan internet.

Baca juga: 10 Penyakit Kronis sebagai Efek Merokok yang Harus Diwaspadai

"Program pencegahan merokok yang paling efektif adalah yang berbasis di sekolah. Dan provider progam yang paling berhasil untuk mengubah persepsi remaja tentang merokok adalah guru atau edukator yang terlatih," ungkap Dr. Angga.

Reza Indragiri Amriel dari Yayasan Lentera Anak menambahkan bahwa pihak sekolah dapat mengkomunikasikan sejak awal murid mendaftarkan diri untuk bersekolah bahwa institusinya mengkategorikan rokok sebagai zat adikif lainnya yang dilarang.

"Sampaikan pula secara deskriptif bahwa bagi anak yang kedapatan merokok akan dikenai sanksi a, b, c, dan seterusnya," ujar Reza.

"Jadi, orang tua sudah tahu persis posisi sekolah terkait dengan rokok sebagai zat adiktif lainnya yang dilarang," imbuhnya.

Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Tak Langsung Penyebab Stunting

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau