KOMPAS.com - Antibiotik digunakan untuk mengobati atau mencegah beberapa jenis infeksi bakteri.
Mengutip NHS, obat ini bekerja dengan membunuh bakteri atau mencegah penyebarannya.
Obat antibiotik tidak bekerja untuk infeksi virus, seperti pilek, flu, serta sebagian besar jenis batuk.
Baca juga: Kenali Obat Antibiotik, Kegunaan, Jenis, dan Efek Sampingnya
Obat antibiotik dapat digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang:
Orang dengan risiko tinggi infeksi juga dapat diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan, yang dikenal sebagai profilaksis antibiotik.
Artikel ini selanjutnya akan mengulas secara ringkas berbagai jenis obat antibiotik beserta kegunaannya.
Baca juga: Fungsi Antibiotik dan Penggunaannya
Disari dari Healthline dan NHS, ada ratusan jenis antibiotik, tetapi kebanyakan diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berikut:
Obat jenis antibiotik ini banyak digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, meliputi infeksi telinga, infeksi kulit, infeksi dada, dan infeksi saluran kemih.
Antibiotik penisilin efektif membunuh infeksi Staphylococci dan Streptococci.
Contoh obat penisilin:
Baca juga: 5 Kegunaan Obat Antibiotik dalam Melawan Infeksi Bakteri
Sefalosporin digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, seperti gonore, penyakit radang panggul, dan sinusitis.
Obat ini juga mengobati infeksi saluran kemih, selulitis, dan epididimitis orchitis.
Sering kali dokter akan meresepkan sefalosporin untuk orang yang alergi terhadap penisilin.
tetapi beberapa juga efektif untuk mengobati infeksi yang lebih serius, seperti sepsis dan meningitis.
Contoh obat sefalosporin:
Aminoglikosida cenderung hanya digunakan di rumah sakit untuk mengobati penyakit yang sangat serius seperti sepsis.
Itu karena jenis obat antibiotik ini dapat menyebabkan efek samping yang serius, termasuk gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.
Obat ini biasanya diberikan melalui suntikan, tetapi dapat diberikan sebagai obat tetes untuk beberapa infeksi telinga atau mata.
Contoh obat aminoglikosida:
Baca juga: 6 Efek Samping Antibiotik dan Cara Mengatasinya
Tetrasiklin adalah kelompok antibiotik dengan sifat antiradang yang dapat mengobati beberapa infeksi bakteri.
Obat jenis antibiotik ini biasanya mengobati infeksi dada, uretra, dan panggul.
Tetrasiklin juga dapat mengobati kondisi kulit yang meradang, seperti jerawat, roscea, dan dermatitis perioral.
Contoh obat tetrasiklin:
Makrolida adalah kelompok antibiotik dengan sifat anti-inflamasi dan imunomodulator.
Jenis obat antibiotik ini bisa mengobati strain bakteri yang resisten terhadap penilisin.
Ini juga pilihan yang cocok untuk orang yang alergi terhadap penisilin atau sefalosporin.
Makrolida umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kulit, jaringan lunak, paru-paru, dan penyakit menular seksual.
Contoh obat makrolida:
Baca juga: Tak Bisa Sembarangan, Kapan Waktu Tepat Konsumsi Antibiotik?
Fluorokuinolon adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, termasuk yang sulit diobati.
Kegunaan jenis obat antibiotik ini, seperti mengobati gonore, epididimitis orchitis, tuberkulosis, mata, telinga, dan saluran kemih.
Jenis obat antibiotik ini tidak bisa digunakan secara sembarangan karena terkait dengan resistensi antimikroba.
Contoh obat fluorokuinolon:
Sulfonamida atau obat sulfat adalah golongan antibiotik sejenis antimikroba sintetik yang diresepkan dokter ketika pengobatan lini pertama tidak efektif.
Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati kondisi, seperti pneumonia pneumocystis dan nocardia paada orang dengan kekebalan yang lemah, serta infeksi saluran kemih bagian bawah pada anak-anak.
Contoh obat sulfonamida:
Baca juga: Apakah Aman Minum Antibiotik Saat Menyusui?
Glikopeptida adalah jenis antibiotik untuk mengobati bakteri yang resisten terhadap obat dan infeksi gram positif, termasuk Streptococcuss pneumoniae dan Staphylococcus aureus.
Contoh obat glikopeptida:
Semua jenis obat antibiotik ini digunakan hanya jika dibutuhkan untuk mencegah resistensi antibiotik.
Beberapa jenis obat ini juga memiliki efek samping yang menyertai, yang harus diperhatikan.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter, jika mengalami efek samping yang tidak tertahankan atau mengganggu.
Baca juga: Mengenal Resistensi Antibiotik dan Cara Mencegahnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.