KOMPAS.com - Orgasme pada pria sering melibatkan dengan adanya ejakulasi atau proses keluarnya air mani yang mengandung sperma.
Orgasme pada pria dimulai dari fase gairah yang terjadi akibat adanya rangsangan seksual.
Kemudian, pria mengalami ereksi atau penis mengeras disertai dengan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan kenaikan suhu tubuh.
Baca juga: Mengenal Apa itu Orgasme, Manfaat, Jenis, hingga Penyebabnya
Setelah mencapai puncak kenikmatan, pria umumnya akan mengalami proses ejakulasi atau pelepasan air mani dari penis.
Meski jarang, pria berisiko mengalami gangguan orgasme berupa tidak adanya air mani yang keluar atau sama sekali tak merasakan kenikmatan seksual.
Artikel ini akan memaparkan gangguan orgasme pada pria. Namun, sebelumnya Anda mungkin perlu mengetahui manfaat orgasme.
Orgasme secara umum bermanfaat untuk mendorong pelepasan hormon endorfin.
Endorfin adalah zat kimia yang diproduksi oleh tubuh untuk menghilangkan stres dan rasa sakit, serta memicu perasaan senang.
Tak heran, pria atau wanita yang baru selesai melakukan hubungan seksual dan mencapai orgasme akan merasa lega dan senang.
Selain itu, orgasme juga memberi beberapa manfaat lain untuk kesehatan pria, yaitu:
Baca juga: Tak Hanya Memuaskan, Orgasme Bisa Bikin Kulit Bersinar dan Awet Muda
Dilansir dari Verywell Health, ada dua disfungsi orgasme pada pria yaitu orgasme kering dan anorgasmia. Simak penjelasannya berikut.
Masalah orgasme pada pria yang paling umum yaitu dry orgasm atau orgasme kering.
Pada kondisi ini, seorang pria sudah mencapai klimaks seksual, tetapi penis tidak melepaskan air mani atau hanya mengeluarkan dalam jumlah yang sedikit.
Orgasme kering biasanya bukan masalah seksual yang perlu dikhawatirkan para pria. Kondisi ini umumnya terjadi akibat kelelahan berlebihan.
Namun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter jika terus mengalami orgasme kering.