KOMPAS.com - Dalam kemasan rokok, produsen sudah mencantumkan bahwa merokok bisa menyebabkan impotensi.
Jauh dari hal tersebut, merokok ternyata juga bisa merusak kualitas sperma.
Racun dalam rokok tidak hanya berdampak pada paru-paru tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk sistem reproduksi.
Riset dalam European Urology menemukan, merokok juga berpengaruh pada kualitas air mani.
Studi tersebut menemukan bahwa merokok bisa menurunkan jumlah sperma, menurunkan motilitas sperma, dan memperburuk pembentukan sperma.
Baca juga: Waspadai, Kesepian Lebih Bahaya Daripada Merokok 15 Batang Sehari
Rokok mengandung kadar racun karsinogen (zat penyebab kanker) dan zat mutagenik.
Senyawa ini juga mengandung logam berat (seperti kadmium dan timbal), yang terbukti menjadi penyebab utama kerusakan sperma.
Studi menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sperma.
Kerusakan DNA ini juga memicu penurunan tingkat kesuburan dan meningkatkan risiko keguguran.
Selain itu, merokok merupakan faktor risiko disfungsi ereksi, yang dapat membuat kehamilan menjadi sulit.
Menurut Journal of Andrology, pria dua kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi jika mereka merokok.
Setelah disesuaikan dengan faktor risiko lainnya, pria yang merokok lebih dari 20 batang sehari memiliki kemungkinan 1,5 kali lebih besar terkena disfungsi ereksi dibandingkan pria yang tidak.
Baca juga: KomnasPT: 20 Persen Anak SMP di Indonesia Sudah Merokok
Menurunnya tingkat kesuburan ini tidak hanya dialami oleh perokok aktif.
Perokok pasif juga bisa mengalaminya. Wanita dengan suami seorang perokok aktif juga bisa mengalami penurunan kesuburan.
Meskipun mereka tidak merokok, asap rokok masih bisa menempel pada rambut dan pakaian perokok. Hal ini bisa membahayakan orang disekitarnya.
Saat seorang wanita dengan suami perokok aktif hamil, resiko mereka mengalami keguguran sangat tinggi.
Bayi yang dilahirkan juga rentan memiliki berat badan lahir rendah, dan mengalami gangguan belajar saat dilahirkan.
Pada bayi yang baru lahir, paparan asap rokok juga bisa membuat mereka mengalami infeksi pernapasan, asma, dan sindrom kematian bayi mendadak.
Karena itu, berhenti merokok tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri.
Orang di sekitar Anda juga bisa mendapatkan manfaatnya saat Anda berhenti merokok.
Baca juga: Riset: Pasien Bipolar Lebih Rentan Ketergantungan Rokok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.