KOMPAS.com - Berhenti merokok memang terasa sulit karena prosesnya melibatkan psikologis kita. Saat berhenti merokok, kita bisa mengalami gejala penarikan.
Nah, salah satu gejala penarikan yang umum dialami adalah munculnya depresi, cemas, mudah marah, dan perubahan suasana hati.
Saat berhenti merokok, tubuh kita tidak lagi terpapar nikotin. Tubuh yang awalnya tergantung pada nikotin mulai merasakan "kelaparan" akan zat tersebut.
Ketika hal itu terjadi, kadar dopamin dalam tubuh berkurang secara signifikan.
Dopamin adalah neurotransmitter atau bahan kimia otak yang membuat kita merasa nyaman.
Penurunan kadar dopamin ini bisa memicu depresi. Perokok aktif kerap mengandalkan nikotin saat mereka berpikir atau merasa stres.
Ketika memutuskan berhenti merokok, mereka akan merasa tidak lagi memiliki "penopang" yang membantu melawan saat-saat sulit.
Tentu saja perasaan tersebut hanya jebakan. Selain depresi, mereka juga bisa mudah stres dan marah.
Beberapa orang menggambarkan berhenti merokok sebagai perasaan seperti kehilangan teman.
Selama Anda memahami bahwa ini hanyalah sebuah tahapan dan apa yang Anda rasakan adalah normal, Anda dapat melewati masa-masa sulit dan merasa lebih percaya diri tanpa rokok.
Baca juga: 6 Gejala Penarikan Usai Berhenti Merokok dan Cara Mengatasinya
Untuk membantu Anda melewati proses emosional ketika berhenti merokok, berikut hal yang bisa Anda lakukan:
Olahraga bisa mengalihkan perhatian Anda dari keinginan merokok.
Penelitian lain menemukan bahwa olahraga dapat menjadi intervensi yang efektif untuk mencegah dan mengobati gejala depresi.
Tak perlu melakukan olahraga berat. Anda bisa melakukan aktivitas fisik dengan jalan kaki di luar ruangan.
Olahraga melepaskan endorfin di otak, yang dapat meningkatkan suasana hati.