KOMPAS.com - Saat mengalami depresi, menjalani aktivitas harian saja bisa serasa bertempur di medan perang.
Tak hanya merasa sedih dan putus asa, depresi juga bisa membuat kita kehilangan minat pada hal yang dulu kita sukai.
Kita bisa sulit berkonsentrasi dan energi menurun. Pada akhirnya, kita hanya menghabiskan waktu untuk berdiam diri hingga pekerjaan terganggu.
Baca juga: Depresi Bisa Turunkan Produktivitas Kerja, Begini Cara Mengatasinya...
Konselor kesehatan mental dari Washington, Maggie Holland mengatakan bahwa gejala depresi yang memuncak bisa membuat penderitanya merasa berat menjalani hari.
“Baru bangun dari tempat tidur bisa terasa seperti sedang lari maraton jika Anda mengalami depresi," ucap dia, seperti yang dikutip dari Everyday Health.
Jika dibiarkan begitu saja, depresi juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Dalam kasus fatal, depresi bisa menyebabkan keinginan bunuh diri.
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk dapat keluar dari rasa depresi? Artikel ini akan mengulas secara ringkas macam cara yang dilakukan untuk melawan depresi.
Baca juga: 10 Macam Penyebab Depresi yang Perlu Diwaspadai
Melansir laman Cleveland Clinic, psikolog Adam Borland mengatakan ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar depresi tidak mengganggu aktivitas harian kita. Berikut cara melawan depresi:
Perhatikan tanda awal yang biasa Anda alami saat depresi menyerang. Hal ini bisa berupa perubahan pola tidur, pola makan, atau emosi yang tidak stabil.
Mempelajari tanda-tanda depresi memberi Anda kesempatan untuk bertindak lebih awal guna mencegah suatu episode depresi.
“Anda dapat mengambil beberapa langkah proaktif untuk menghentikan perkembangan depresi,” kata Borland.
Baca juga: 4 Penyebab Berat Badan Naik Drastis, Bisa Depresi hingga PCOS
Banyak orang mulai mengasingkan diri ketika mereka mulai merasa depresi.
Lawan keinginan untuk menarik diri, karena hal itu hampir pasti akan membuat Anda merasa lebih buruk.
Anda bisa menghubungi anggota keluarga, teman, rekan kerja, atau siapapun yang Anda percaya dan bicarakan perasaan Anda dengan mereka.
"Jika perlu, Anda berkonsultasi ke psikolog atau terapis," ucap Borland.