KOMPAS.com - Asma adalah penyakit yang terjadi saat saluran udara menyempit dan membengkak serta menghasilkan lendir berlebih.
Kondisi ini bisa membuat penderitanya sulit bernapas, batuk, dan sesak napas.
Bagi sebagian orang, asma hanyalah gangguan kecil. Bagi yang lain, ini bisa menjadi masalah besar yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan bisa menyebabkan serangan asma yang mengancam jiwa.
Untuk lebih jelasnya, ketahui apa penyebab asma dan faktor risikonya berikut ini.
Baca juga: Lebih dari 50 Persen Penyakit Asma Kambuh, Apa Penyebabnya?
Asma memang tidak bisa disembuhkan namun kita bisa mengurangi gejalanya.
Untuk mengurangi gejala asma dengan efektif, kita perlu tahu terlebih dahulu apa penyebab asma.
Dilansir dari Mayo Clinic, asma bisa terjadi karena kombinasi faktor lingkungan dan keturunan atau genetik.
Selain itu, paparan berbagai bahan iritan dan zat pemicu alergi (alergen) dapat memicu tanda dan gejala asma.
Beberapa pemicu asma, seperti:
Beberapa pemicu asma tersebut akan memberikan efek yang berbeda untuk masing-masing penderita.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Asma Kambuh
Beberapa orang lebih rentan mengalami asma karena mereka memiliki faktor risiko yang bisa memicu penyakit ini.
Melansir American Lung Association, berikut adalah beberapa faktor risiko penyebab asma yang perlu diketahui.
Anda yang memiliki keluarga dengan riwayat asma memiliki risiko enam kali lebih besar untuk mengalami kondisi ini.
Beberapa orang lebih mungkin terkena alergi dibandingkan yang lain, terutama jika salah satu orang tuanya memiliki alergi.
Kondisi alergi tertentu, seperti dermatitis atopik (eksim) atau rinitis alergi (demam), bisa menyebabkan asma kambuh.
Baca juga: 8 Bahaya Penyakit Eksim, Termasuk Memengaruhi Kesehatan Mental
Masalah pernafasan pada masa bayi dan anak-anak dapat menyebabkan sesak napas.
Beberapa anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan akibat virus memiliki risiko untuk mengalami asma kronis.
Jika Anda menderita asma, paparan terhadap unsur-unsur tertentu di lingkungan sekitar dapat menyebabkan gejala asma.
Bagi sebagian orang, paparan debu tertentu (debu industri atau kayu), asap dan uap kimia, serta jamur dapat menyebabkan timbulnya asma untuk pertama kalinya.
Asap rokok dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Perokok memiliki risiko tinggi terkena asma.
Mereka yang ibunya merokok saat hamil atau terpapar asap rokok juga lebih mungkin menderita asma.
Paparan komponen utama kabut asap dapat meningkatkan risiko asma.
Orang-orang yang tumbuh besar atau tinggal di area perkotaan memiliki risiko lebih tinggi terkena asma.
Anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas mempunyai resiko lebih besar terkena asma.
Obesitas bisa meningkatkan peradangan di tubuh, yang juga akan memicu masalah pernapasan.
Pasien obesitas sering kali menggunakan lebih banyak obat, menderita gejala yang lebih buruk, dan kurang mampu mengendalikan asmanya dibandingkan pasien dengan kisaran berat badan yang sehat.
Mengetahui apa penyebab asma dan faktor risikonya sangatlah penting agar Anda bisa melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Meskipun begitu, masing-masing orang akan menunjukkan gejala asma yang berbeda sehingga perlu konsultasi secara medis untuk mengatasi kondisi yang dialami.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.