KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan sebanyak 57,5 persen penyakit asma yang diderita orang Indonesia kambuh atau mengalami serangan berulang.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti menyebut, faktor penyebab asma kambuh bisa berasal dari ketergantungan inhaler obat asma jenis pelega short-acting beta-agonist (SABA).
“Penderita asma yang terlalu bergantung dengan inhaler pelega SABA berisiko tinggi mengalami serangan asma, dirawat di rumah sakit, sampai mengalami kematian,” jelas Eva, dilansir dari Antara (10/5/2023).
Baca juga: Cegah Ketergantungan Obat Inhaler Asma
Berdasarkan studi Sabina (SABA Use in Asthma), penggunaan inhaler SABA minimal tiga kanister per tahun meningkatkan risiko penyakit asma kambuh.
Temuan studi Global Initiative for Asthma (Gina) sepanjang 2019-2022 juga melaporkan hal yang sama.
Dari riset tersebut, penggunaan inhaler pelega SABA secara rutin justru kurang efektif mengatasi asma, meningkatkan risiko peradangan saluran napas, mendorong penggunaan obat berlebihan sampai ketergantungan.
Sayangnya, kebiasaan penggunaan inhaler ini susah dihentikan lantaran obat asma ini sudah digunakan sebagai terapi lini pertama selama 50 tahun lebih.
Untuk mengantisipasi masalah kesehatan yang bisa menurunkan kualitas hidup ini, Eva menganjurkan penderita asma menjalani pengobatan yang tepat.
Ia menyebutkan, jenis obat asma yang tepat adalah obat yang mengandung zat ICS (antiperadangan atau antiinflamasi), contohnya kombinasi ICS-Formoterol.
Baca juga: Bisakah Asma Menyebabkan Kematian? Simak Faktanya...
Selain penggunaan inhaler asma yang kurang tepat, ada beberapa faktor penyebab asma kambuh.
Dilansir dari Asthma and Allergy Foundation of America, berikut beberapa di antaranya:
Selain menggunakan obat asma yang tepat sesuai anjuran dokter, ada baiknya penderita asma juga menghindari faktor penyebab asma kambuh di atas. Dengan begitu, penyakit ini bisa dikontrol.
Baca juga: Apakah Penyakit Asma Bisa Disembuhkan?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.