Mengutip MDPI Journals, sebagai inang alami virus nipas, kelelawar adalah pembawa penyakit tanpa gejala, namun mereka menyebarkan virus melalui air liur, urin, air mani, dan kotorannya.
Cara penularannya terjadi melalui kontak dengan ekskresi atau kotoan hewan yang terinfeksi, konsumsi buah yang terkontaminasi, atau kontak dekat dengan cairan tubuh manusia yang terinfeksi.
Pada kasus yang berada di Kerala, pasien yang pertama kali terinfeksi diyakini tertular virus nipas dari kelelawar buah yang terinfeksi.
Semua pasien lainnya tertular penyakit ini melalui penularan nosokomial (infeksi yang berkembang dan terjadi di lingkungan rumah sakit) sehingga frekuensi penularan dari orang ke orang di Kerala relatif tinggi.
Selain itu, beberapa riset juga menunjukkan bahwa seseorang bisa mengalami gejala infeksi virus ini ketika ia mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi virus Nipah, khususnya yang dimasak kurang matang.
Sebaga informasi, hingga saat ini belum ada laporan kasus konfirmasi penyakit virus nipah di Indonesia.
Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia, sehingga ada baiknya kita melakukan pencegahan.
Baca juga: 10 Gejala Virus Marburg yang Mirip DBD dan Mematikan
Berikut beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan:
Setelah mengetahui penjelasan mengenai apa itu virus nipah, gejala, bahaya, serta pencegahannya. Anda harus tetap waspada dan selalu menjaga kebersihan dan keamanan saat berinteraksi dengan hewan yang berisiko terinfeksi virus nipah.
Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.