KOMPAS.com - Probiotik adalah mikroorganisme baik yang bisa memberikan manfaat kesehatan, sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari.
Dilansir dari Medical News Today, manfaat probiotik antara lain, meringankan diare, sembelit, meningkatkan kesehatan pencernaan, mengurangi risiko diabetes, meningkatkan sistem imun, dan menurunkan resistensi insulin.
Meski punya beragam manfaat, probiotik ternyata juga memiliki efek samping apabila dikonsumsi secara berlebihan. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui macam-macam efek samping probiotik.
Baca juga: Minum Probiotik Sebelum Makan atau Sesudah Makan? Ini Kata Dokter...
Probiotik memang memiliki banyak manfaat. Namun, probiotik juga memiliki efek samping.
Efek samping tersebut akan semakin terasa untuk orang dengan penyakit serius atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Dilansir dari Healthline, berikut berbagai efek samping probiotik:
Meski bermanfaat untuk kesehatan, probiotik bisa memicu gas dan kembung.
Mereka yang mengonsumsi probiotik berbahan dasar ragi bisa mengalami sembelit dan peningkatan rasa haus.
Tidak diketahui secara pasti mengapa beberapa orang mengalami efek samping ini, tetapi efek samping ini biasanya mereda setelah beberapa minggu penggunaan terus menerus.
Untuk mengurangi kemungkinan efek samping, mulailah dengan mengonsumsi probiotik dosis rendah dan tingkatkan perlahan hingga dosis penuh selama beberapa minggu.
Cara ini dapat membantu tubuh Anda dalam menyesuaikan diri.
Jika gas, kembung, atau efek samping lainnya berlanjut selama lebih dari beberapa minggu, hentikan penggunaan probiotik dan konsultasikan dengan ahli medis.
Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Tubuh Kekurangan Probiotik Menurut Ahli Berikut
Beberapa makanan kaya probiotik, seperti yogurt, asinan kubis, dan kimchi, mengandung amina biogenik.
Amina biogenik adalah zat yang terbentuk ketika makanan yang mengandung protein menua atau difermentasi oleh bakteri.
Amina yang sering ditemukan dalam makanan kaya probiotik termasuk histamin, tyramine, tryptamine, dan phenylethylamine.
Amina dapat merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan atau menurunkan aliran darah dan memicu sakit kepala pada orang yang sensitif terhadap zat tersebut.
Beberapa strain bakteri yang digunakan dalam suplemen probiotik dapat menghasilkan histamin di dalam saluran pencernaan manusia.
Histamin adalah molekul yang biasanya diproduksi oleh sistem kekebalan Anda ketika mendeteksi ancaman.
Ketika kadar histamin meningkat, pembuluh darah membesar untuk membawa lebih banyak darah ke area yang terkena.
Pembuluh darah juga menjadi lebih permeabel atau mudah dimasuki partikel serta zat tertentu, sehingga sel kekebalan dapat masuk ke jaringan terkait untuk melawan patogen apa pun.
Proses ini menimbulkan ruam kemerahan dan bengkak di area yang terkena, dan juga dapat memicu gejala alergi seperti gatal, mata berair, pilek, atau kesulitan bernapas.
Baca juga: Mengapa Perlu Probiotik Setelah Konsumsi Antibiotik?
Nah, itulah beberapa efek samping yang bisa muncul dari konsumsi probiotik. Namun, efek samping tersebut biasanya hanya terjadi pada beberapa orang.
Untuk menjamin keamanannya, Anda hanya perlu mengonsumsi probiotik dalam porsi yang dianjurkan.
Porsi konsumsi probiotik mungkin berbeda-beda, tergantung kesehatan seseorang dan jenis produk probiotik.
Jika probiotik menyebabkan efek samping atau masalah kesehatan, Anda sebaiknya mengurangi porsi dalam mengonsumsi produk tersebut dan berkonsultasi dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.