KOMPAS.com - Serangan jantung tidak hanya terjadi pada lansia, namun juga dapat mengancam orang yang lebih muda.
Penyebab serangan jantung di usia muda bisa dari pola hidup yang tidak sehat, faktor genetik atau keturunan, hingga kebiasaan merokok.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut macam-macam penyebab serangan jantung di usia muda dan pencegahannya menurut ahli.
Baca juga: 8 Tanda-tanda Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K), Subsp. IKKV (K), Subsp. KI(K), MPH, FIHA, FESC, FACC, FSCAI dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita menjelaskan beberapa faktor yang bisa jadi penyebab serangan jantung di usia muda, diantaranya:
Penyebab pertama serangan terjadi pada usia muda yaitu karena pola atau gaya hidup dari masyarakat.
Menurut Isman pola hidup tidak sehat yang bisa memicu penyakit jantung yaitu kebiasaan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung minyak serta gula.
Seseorang yang mengidap penyakit diabetes tipe 2 atau diabetes melitus juga lebih berisiko terkena serangan jantung di usia muda.
"Diabetes melitus itu salah satu penyebab, salah satu faktor risiko, dan Indonesia salah satu negara dengan penderita diabetes tertinggi." kata Isman dalam diskusi kesehatan yang diselenggarakan Kemenkes RI secara daring, Senin (25/9/2023).
Senada dengan Isman, menurut Cleveland Clinic, risiko serangan jantung dapat meningkat dua kali lipat jika seseorang menderita diabetes dan masalah tersebut dapat dimulai pada usia muda.
Hal ini dikarenakan peningkatan kadar gula darah akibat diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang melayani jantung. Sehingga menyebabkan penyakit arteri koroner, yang mengganggu aliran darah ke jantung Anda.
Penderita diabetes juga lebih mungkin memiliki kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi) dan obesitas.
Baca juga: Selain ISPA, Kualitas Udara Buruk Bisa Jadi Penyebab Serangan Jantung
Kurang gerak atau jarang melakukan aktivitas fisik di usia muda bisa menjadi faktor penyebab serangan jantung. Menurut Isman, aktivitas fisik yang kurang bisa mengakibatkan penyumbatan atau penimbunan plak di dalam pembuluh darah koroner.
Penyebab serangan jantung di usia muda selanjutnya adalah faktor genetik atau keturunan.
Isman menjelaskan, anak muda yang orangtua yang terkena serangan jantung di usia 30 tahun, berisiko terkena aterosklerosis atau penyumbatan arteri akibat penumpukan plak.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) lebih dari 60 persen laki-laki berusia 18-30 tahun memiliki kebiasaan merokok.
Padahal, merokok termasuk gaya hidup tidak sehat yang bisa menjadi pencetus serangan jantung.
"Nah ini juga sangat mengkhawatirkan, karena merokok juga salah satu faktor risiko dari terbentuknya plak di pembeluh darah koroner yang menyebabkan sumbatan atau henti jantung atau serangan jantung." imbuh Isman.
Baca juga: 3 Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung yang Perlu Diperhatikan
Dilansir dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, aada beberapa cara mencegah serangan jantung di usia muda, yaitu:
Pola makan yang menyehatkan jantung dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, nutrisi yang baik dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung akibat aterosklerosis di kemudian hari.
Maka dari itu, pastikan seseorang mendapatkan nutrisi yang cukup dari lahir, seperti pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, konsumsi makanan lengkap dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, serta konsumsi air putih.
Aktivitas anak yang kurang (sedentary lifestyle) atau kurang aktif dapat memicu anak kegemukan atau obesitas. Untuk diketahui, obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat memicu serangan jantung.
Anda sebaiknya meluangkan waktu selama 30 menit setiap hari untuk berolahraga agar jantung tetap sehat. Anda juga dapat meningkatkan aktivitas fisik, seperti memilih melewati tangga ketimbang eskalator, menyapu atau mengepel rumah, hingga berkebun.
Paparan terhadap tembakau yang berlebihan dapat meningkatkan risiko khususnya penyakit jantung koroner yang saat ini menjadi penyebab kematian utama tertinggi di Indonesia.
Untuk itu hindari aktivitas merokok dan paparan asap rokok secara langsung.
Baca juga: Termasuk Hindari Bergadang, Ini Cara Menjaga Kesehatan Jantung Menurut Dokter
Waktu menonton yang berlebihan menyebabkan gaya hidup yang tidak banyak bergerak yang meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kardiovaskular.
Batasi waktu menonton TV, komputer, dan telepon hingga dua jam setiap hari. Apabila pekerjaan mengharuskan Anda untuk duduk di depan layar selama 8-9 jam, usahakan untuk berdiri dan melakukan peregangan atau berjalan ke toilet, mengambil air putih di galon, agar tubuh tetap bergerak aktif.
Sejak lahir, kesehatan jantung bayi sudah dapat dimonitor secara rutin dengan alat yang disebut ekokardiografi.
Alat tersebut dapat mendeteksi secara dini jika terdapat kelainan pada jantung anak sehingga bisa dilakukan pencegahan atau penanganan sedari awal.
Orang dewasa juga dapat melakukan tes atau skriniing kesehatan jantung dengan elektrokardiografi, tes treadmill, hingga uji kolesterol sesuai rekomendasi dokter.
Garam dan MSG yang dikonsumsi berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung, untuk itu hindari makanan olahan dan jauhkan tempat garam dan MSG dari meja makan.
Setelah mengetahui penyebab serangan jantung di usia muda dan cara pencegahannya, Anda dapat lebih berhati-hati dan berupaya melakoni gaya hidup sehat agar terhindari dari penyakit ini.
Pastikan untuk melakukan medical check-up secara berkala untuk mengetahui kondisi jantung dan kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: 10 Tanda-tanda Awal Penyakit Jantung yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.