KOMPAS.com - Gejala awal osteoporosis memang sering kali datang tanpa disadari hingga memicu komplikasi serius, yakni patah tulang.
Osteoporosis adalah penyakit yang bisa mengikis kepadatan tulang. Akibat penyakit ini, tulang Anda bisa rapuh dan mudah patah.
Lalu, bagaimana cara mengatasi osteoporosis dan adakah obat osteoporosis? Berikut artikel ini akan mengulasnya secara ringkas.
Baca juga: Sebelum Terlambat, Mari Sadari Ciri-Ciri Osteoporosis
Cara mengatasi osteoporosis melibatkan pengobatan untuk mencegah patah tulang dan memperkuat tulang.
Sementara, diagnosis osteoporosis didasarkan pada hasil pemindaian kepadatan tulang Anda.
Mengutip NHS, pengobatan osteoporosis biasanya didasarkan pada sejumlah faktor lain, termasuk usia, jenis kelamin, resiko patah tulang, dan riwayat cedera sebelumnya.
Jika Anda didiagnosis menderita osteoporosis karena patah tulang, Anda tetap harus menerima pengobatan untuk mencoba mengurangi risiko patah tulang lebih lanjut.
Saat itu, mungkin Anda bisa merasa enggan dan dengan sengaja melewatkan minum obat osteoporosis secara teratur.
Namun, satu hal yang sangat penting untuk rutinitas Anda adalah Anda harus mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D.
Untuk mencapai hal ini, dokter biasanya akan menanyakan pola makan Anda dan mungkin menyarankan Anda melakukan perubahan atau memberikan Anda suplemen khusus.
Baca juga: 8 Jenis Makanan untuk Mencegah Osteoporosis
Ada beberapa jenis obat yang biasa digunakan dokter untuk mengatasi osteoporosis.
Melansir Mayo Clinic, berikut beberapa jenis obat yang bisa digunakan untuk mengatasi osteoporosis:
Bifosfonat bekerja dengan memperlambat laju pemecahan tulang di tubuh Anda.
Hal ini akan membantu menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
Obat ini bisa diberikan dalam bentuk tablet, cairan, atau suntikan. Bifosfonat biasanya dikonsumsi sebelum makan.
Kemudian, Anda disarankan untuk berdiri atau duduk tegak selama 30 menit usai mengkonsumsinya.
Anda juga harus menunggu antara 30 menit dan 2 jam sebelum makan atau minum cairan lainnya.
Bifosfonat biasanya membutuhkan waktu 6 hingga 12 bulan untuk bekerja, dan Anda mungkin perlu meminumnya selama 5 tahun atau lebih.
Baca juga: Hari Osteoporosis Sedunia, Kenali 4 Pencegahan Osteoporosis
SERM adalah obat yang memiliki efek serupa pada tulang seperti hormon estrogen.
Obat ini membantu menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang, khususnya tulang belakang.
Sayangnya, obat ini bisa menimbulkan efek samping, seperti muka memerah, kram kaki, dan potensi peningkatan risiko pembekuan darah.
Baca juga: Dokter Beberkan Makanan Bernutrisi untuk Mencegah Osteoporosis
Hormon paratiroid diproduksi secara alami di dalam tubuh. Hormon ini berfungsi mengatur jumlah kalsium dalam tulang.
Perawatan hormon paratiroid digunakan untuk merangsang sel-sel yang membuat tulang baru. Biasanya, pasien akan diberikan hormon ini dalam bentuk suntikan dengan dosis sekali sehari.
Meskipun obat lain hanya dapat memperlambat laju penipisan tulang, hormon paratiroid dapat meningkatkan kepadatan tulang.
Namun, ini hanya digunakan pada sejumlah kecil orang yang kepadatan tulangnya sangat rendah dan ketika pengobatan lain tidak berhasil.
Mual, sakit kepala, dan pusing adalah efek samping pengobatan yang umum.
Baca juga: Cara Mencegah Osteoporosis yang Penting Dilakukan Sebelum Terlambat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.