Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang Bicara Melantur Setelah Operasi? Berikut Penjelasannya...

Kompas.com - 01/11/2023, 17:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda melihat seseorang yang berbicara melantur usai operasi? Yah, hal semacam itu terjadi karena mereka masih dalam pengaruh obat bius.

Efek obat bius setelah operasi masih bisa terasa meski prosedur pembedahan selesai dilakukan.

Meskipun tujuan dari obat bius adalah membuat pasien tidur dan tidak merasakan nyeri selama operasi, efek obat bius bisa berlanjut setelah prosedur selesai.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang pengaruh obat bius setelah operasi. 

Baca juga: Kanker Ginjal Kambuh Pasca Operasi, Bagaimana Bisa?

Mengapa berbicara melantur pasca operasi?

Berbicara melantur setelah prosedur operasi selesai dilakukan dikenal dengan istilah delirium.

Delirium terjadi karena efek obat bius atau anestesi yang masih ada.

Dalam jurnal PubMed Central, delirium adalah kondisi gangguan kesadaran yang akut dan berfluktuasi karena berkurangnya kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.

Delirium pasca-operasi (POD) dapat terjadi antara 10 menit setelah anestesi hingga keluar dari rumah sakit.

Hal ini umumnya dikenali di unit perawatan pasca anestesi (PACU) sebagai gangguan status mental yang tiba-tiba, berfluktuasi, dan biasanya reversibel dengan tingkat kurangnya perhatian.

Baca juga: Rekomendasi Makanan yang Baik Dikonsumsi Sebelum Operasi

Apakah hal ini berbahaya?

Orang yang mengalami delirium pasca-operasi sering kali berbicara aneh atau sembarangan. Biasanya, pasien akan sadar setelah efek obat bius hilang.

Namun dalam beberapa kasus, pasien bisa saja mengalami delirium hingga hitungan hari.

Menurut American Society of Anesthesiology, disfungsi kognitif pasca operasi ini juga dapat menyebabkan masalah memori jangka panjang.

Hal ini sering terjadi pada orang lanjut usia atau mereka yang memiliki kondisi seperti penyakit jantung, penyakit Parkinson, atau penyakit Alzheimer.

Orang yang pernah mengalami stroke sebelumnya juga lebih berisiko mengalami delirium. Penting untuk memberi tahu ahli anestesi, jika Anda memiliki salah satu kondisi tersebut.

Baca juga: Kapan Wanita Bisa Berhubungan Seks Setelah Operasi Caesar?

Adakah efek obat bius lainnya?

Selain memicu delirium yang membuat pasien berbicara melantur, obat anestesi juga bisa memicu beberapa efek samping, baik ringan atau sedang, seperti:

  • Mual dan muntah

Efek samping yang sangat umum ini dapat terjadi dalam beberapa jam atau hari pertama setelah operasi dan dapat dipicu oleh sejumlah faktor, seperti pengobatan, gerakan, dan jenis operasi.

  • Nyeri otot

Obat anestesi yang digunakan untuk mengendurkan otot, sehingga dipasang selang pernapasan dapat menyebabkan nyeri pada otot.

  • Sakit kepala

Hal ini dapat terjadi beberapa hari setelah operasi, jika ada cairan tulang belakang yang bocor saat anestesi regional diberikan melalui tulang belakang, seperti pada blok epidural atau tulang belakang untuk melahirkan.

Baca juga: Mengapa Kita Harus Kentut Setelah Operasi? Simak Faktanya...

Bagaimana cara meminimalisir efek obat bius?

Efek samping anestesi semacam memang tidak bisa dihindari. Namun, itu bisa diminimalisir.

Cara terbaik untuk meminimalisir efek samping obat bius adalah berkonsultasi dengan ahli anestesi.

Ahli anestesi adalah seorang dokter medis yang berspesialisasi dalam anestesi, manajemen nyeri, dan pengobatan perawatan kritis.

Pakar medis ini bertanggung jawab untuk merencanakan perawatan anestesi pasien, memberikan anestesi, dan memantau pasien selama operasi.

Baca juga: Mengapa Kita Harus Berpuasa Sebelum Operasi?

Untuk melakukan hal ini secara efektif, ahli anestesi akan melakukan pemeriksaan kesehatan pasien sebelum operasi untuk mengetahui kondisi medis pasien, obat-obatan yang  dikonsumsi, kondisi kesehatan pasien secara, dan pengalaman sebelumnya dengan anestesi.

Setelah melakukan pemeriksaan tersebut, ahli anestesi akan melakukan langkah intervensi, seperti berikut:

  • Memilih obat tertentu yang lebih aman bagi pasien
  • Memantau dengan cermat efek samping atau komplikasi tertentu yang mungkin lebih mungkin terjadi pada pasien, dan membuat rencana untuk mengatasinya jika hal itu terjadi.
  • Memberi saran kepada pasien tentang cara menurunkan risiko sebelum operasi dengan melakukan hal-hal seperti menghentikan pengobatan tertentu, berhenti merokok, atau menurunkan berat badan jika operasi tidak mendesak.

Baca juga: Bisakah Hernia Disembuhkan Tanpa Operasi? Berikut Faktanya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau