Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2023, 10:00 WIB
Agustin Tri Wardani,
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anda mungkin pernah melihat bayi mengeluarkan cairan putih lewat mulut atau hidung saat minum susu. Kondisi tersebut biasa dikenal dengan gumoh. Lalu, tahukah Anda apa itu gumoh?

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi tersebut, kenali apa itu gumoh, penyebab, dan cara mengatasinya berikut.

Baca juga: Bahayakah Bayi Sering Gumoh? Simak Penjelasan Berikut...

Apa itu gumoh?

Melansir Ikatan Dokter Anak Indonesia, gumoh adalah kondisi keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu.

Gumoh atau yang biasa dikenal dengan spitting up atau gastroesophageal reflux merupakan kondisi yang normal dan sering ditemui pada bayi baru lahir sampai usia 1 tahun.

Volume susu yang mengalir keluar dari mulut bayi secara umum sekitar satu hingga dua sendok makan.

Meskipun terkadang mengkhawatirkan, gumoh pada bayi biasanya tidak akan mempengaruhi kesehatan, selagi bayi terlihat aktif, nyaman, mengalami peningkatan berat badan yang baik, dan tidak mengalami gangguan pernapasan saat gumoh.

Durasi waktu gumoh pada bayi sehat berlangsung kurang dari 3 menit, terjadi setelah makan, dan tidak bergejala atau berkaitan dengan gejala ringan.

Gumoh akan berkurang dan menghilang saat bayi mencapai usia 18-24 bulan, yaitu saat ukuran lambung lebih besar dan katup lambung lebih kuat.

Perlu diketahui juga, terdapat perbedaan muntah dan gumoh. Bayi yang merasa muntah akan mengalami gejala seperti tampak mengedan, tidak nyaman dan rewel. Sedangkan bayi gumoh akan mengeluarkan isi perut dengan spontan tanpa gejala buruk.

Bayi yang muntah biasanya menjadi gejala gejala tanda penyakit refluks (gastroesphageal reflux disease), sumbatan usus, infeksi telinga, infeksi usus, infeksi paru, radang otak, atau alergi protein.

Untuk itu, Anda perlu mencermati dengan benar apakah bayi Anda muntah atau gumoh biasa, jika terdapat kejanggalan seperti gangguan napas, berat badan bayi yang sulit naik, dan volume gumoh yang terus meningkat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Baca juga: 5 Posisi Menyusui yang Benar agar Bayi Tidak Gumoh

Apa penyebab gumoh?

Melansir Healthline, kondisi gumoh atau refleks pada bayi dapat dipicu oleh beberapa penyebab.

Berikut ini penyebab gumoh pada bayi yang perlu orang tua ketahui, yaitu:

  • Sfingter esofagus belum matang

Penyebab gumoh pada bayi terjadi karena bagian otot yang menghubungkan kerongkongan dan perut (sfingter esofagus) masih belum matang sehingga bayi akan mudah mengeluarkan isi perut jika kelebihan asupan susu.

  • Eerophagia

Erophagia yaitu konsumsi udara dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya, bayi akan menelan lebih banyak udara ketika menyusu terlalu cepat.

Udara yang masuk akan terperangkap di perut dan memicu terjadinya sendawa saat bayi minum susu

  • Stimulasi gerakan yang berlebihan

Penyebab gumoh berikutanya yaitu adanya stimulasi berlebihan ( rangsangan yang diberikan bayi ke lingkungan sekitar) baik saat menyusui maupun setelah menyusui.

Ketika menyusu beberapa bayi bisa terganggu karena adanya rangsangan dari sekitar yang membuatnya menarik atau bergerak-gerak, hal tersebut menyebabkan bayi menelan udan dan lebih sering gumoh.

Bayi yang diajak bermain secara aktif atau diayun-ayunkan setelah menyusu juga berisiko mengalami gumoh karena merangsang naiknya isi perut naik dan keluar.

Baca juga: 9 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Bayi Gumoh, Orangtua Perlu Tahu

  • Stenosis pilorus

Penyebab lain gumoh pada bayi yaitu stenosis pilorus.

Kondisi ini menyebabkan kontraksi otot yang intens sehingga mencegah makanan masuk ke usus kecil yang mengakibatkan muntah proyektil.

Bayi dengan stenosis pilorus biasanya akan merasa lapar lagi setelah gumoh.

Jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda stenosis pilorus, penting untuk mengunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

Bagaimana cara mengatasi gumoh?

Melansir OSFHealthcare, jika bayi Anda terlihat sering gumoh, terdapat beberapa cara mengatasi gumoh yang dapat Anda lakukan, meliputi:

  • Pegang bayi dengan tegak saat menyusu

Terdapat banyak posisi menyusui yang menyarankan agar bayi dalam posisi lebih tegak dan menggunakan gravitasi untuk membantu menjaga cairan di perut.

Hal ini sangat penting terutama saat pemberian susu botol karena cairan mengalir jauh lebih cepat dari botol dibandingkan saat menyusu ASI.

  • Sendawakan bayi selama dan setelah makan

Cara agar tidak gumoh selanjutnya adalah mengendawakan bayi.

Menyendawakan bayi selama dan setelah makan dapat mencegah udara menumpuk di perut bayi dan meminimalisir terjadinya gumoh.

Baca juga: 10 Ciri-ciri Bayi Gumoh yang Berbahaya dan Pantang Disepelekan

  • Menjaga pola makan ibu dan menghindari alergen

Cara mengatasi gumoh lainnya adalah dengan menyesuaikan susu formula yang di minum bayi dan memastikan tidak ada kandungan alergen yang dimiliki bayi Anda.

Untuk diketahui, beberapa bayi memiliki intoleransi, sehingga penting untuk mengubah susu formula atau pola makan ibu untuk mengatasi hal ini.

Untuk bayi yang alergi dengan produk susu, pola makan ibu juga turut menghindari apa saja yang mengandung produk susu.

  • Selalu letakkan bayi dalam posisi telentang saat tidur

Orang tua harus memperhatikan agar selalu meletakkan bayi dalam posisi telentang saat tidur. Hal ini dikarenakan untuk mencegah kondisi SIDS atau sindrom kematian bayi mendadak.

Selain itu, bayi yang tidur dengan posisi telentang setelah menyusu dapat menghindari tekanan pada perut yang dapat menyebabkan bayi gumoh.

Penjelasan di atas membuat Anda semakin memahami apa itu gumoh dan cara mengatasi gumoh yang tepat.

Pastikan untuk tetap waspada jika bayi Anda mengalami gumoh secara berlebihan disertai dengan berkurangnya nafsu makan atau menolak saat diberi ASI.

Apabila terjadi gejala tersebut, Anda dapat segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: 5 Penyebab Bayi Gumoh Lewat Hidung dan Kapan Perlu ke Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau