KOMPAS.com – Penyelamatan korban kecelakaan membutuhkan pemahaman khusus. Hal ini dipaparkan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf, Radjak Hospital Purwakarta, dr Muhammad Rainda Farhan.
”Inilah pentingnya penanganan pre-hospital. Sayangnya, sosialissi terkait pertolongan pertama pada korban kecelakaan ini tak banyak dipahami publik,”ujarnya lewat rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (23/11/2023).
Padahal, menurutnya, penanganan pre-hospital merupakan kunci untuk memastikan kondisi pasien.
“Tak jarang penanganan yang salah, malah menyebabkan pasien cedera berat, bahkan kehilangan nyawa saat perjalanan ke rumah sakit," kata dr Farhan.
Korban kecelakaan juga tak sedikit yang mengalami truma.
Ia pun menilai, bayak faktor yang menyebabkan hal itu. Ia mengakui, saat ini, belum sempurnanya sistem kesehatan di Indonesia menjadikan banyak pihak yang belum memahami pentingnya penanganan tersebut.
"Dalam kasus kecelakaan, gara-gara salah memindahkan korban (saja bisa berakhir fatal). Banyak kejadian, korban yang sudah kritis, gagal diselamatkan oleh tim medis," ujarnya.
Perlu peran pemerintah
Dokter Farhan menegaskan bahwa penanganan pre-hospital pada korban kecelakaan bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab rumah sakit, melainkan banyak pihak, terutama pemerintah.
"Dari kesiapan fasilitas, untuk memastikan setiap korban kecelakaan dapat ditangani sesuai tata kelola layanan, mulai dari korban itu diangkat dari lokasi kecelakaan, fasilitasi memadai di setiap ambulance, kecepatan penanganan, hingga periode waktu korban tiba di rumah sakit (harus dipahami)," ujarnya lagi.
Untuk itu, ia mengharapkan adanya awareness dari pihak-pihak terkait untuk dapat berkolaborasi melakukan edukasi terkait pertolongan pertama pada kecelakaan.
"Langkah ini penting dalam proses penanganan pasien. Artinya, (pemahaman yang tepat) akan membuka peluang untuk sembuh lebih besar," ujarnya.
Sebagai informasi, paparan yang dikemukaka dr Farhan merupakan respons dari persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru dari pihak rumah sakit.
Meski ia mengaku bahwa tak ada persiapan khusus bagi pihaknya, Radjak Hospital Purwakarta berkoitmen dan sudah secara rutin menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam penanganan trauma akibat kecelakaan.
Dokter Farhan menyebutkan bahwa risiko kecelakaan biasanya meningkat saat ada mobilisasi massa, seperti Tahun Baru, mudik Lebaran, dan musim liburan.
"Risikonya bisa dari keramaiannya atau dampak penggunaan petasan dalam permainan. Jadi memang sudah dari tahun ke tahun, Radjak Hospital Purwakarta memang selalu menyiapkan unit gawat darurat (UGD) 24 jam untuk menyikapi kemungkinan adanya kebutuhan tindakan yang berkaitan dengan trauma," kata dr Farhan.