KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar tentang ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder.
ADHD adalah gangguan neurobiologis yang memengaruhi perkembangan fungsi otak. Gangguan ini bisa membuat susah konsentrasi, mengendalikan impuls, mengelola energi.
Menurut informasi dari Mayo Clinic, penderita ADHD bisa mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian, mengelola impuls, dan menahan diri dari aktivitas hiperaktif.
Kondisi ini sering muncul pada masa anak-anak dan dapat berlanjut hingga usia dewasa.
Untuk lebih jelasnya, kenali beberapa faktor penyebab ADHD pada anak lewat artikel berikut ini.
Baca juga: Apa Itu ADHD pada Anak yang Orangtua Perlu Tahu?
Ada banyak faktor yang bisa jadi penyebab ADHD pada anak, mulai dari pengaruh genetik, ketidakseimbangan neurotransmiter, atau pengaruh faktor selama kehamilan.
Merangkum laman Medical News Today, berikut faktor yang bisa memicu terjadinya ADHD:
Penelitian menunjukkan, faktor genetik memiliki peran signifikan dalam perkembangan ADHD.
Anak yang berasal dari keluarga dengan riwayat ADHD memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan ini.
Lebih dari satu gen telah diidentifikasi sebagai potensial terkait dengan ADHD, dan variasi dalam gen-gen ini dapat mempengaruhi neurotransmiter otak tertentu, seperti dopamine dan norepinefrin.
Kombinasi kompleks dari faktor genetik ini, bersama dengan faktor lingkungan, secara signifikan membuat perbedaan mengapa ADHD dialami sebagian individu dan tidak pada yang lain.
Ketidakseimbangan neurotransmiter, terutama dopamine dan norepinefrin, dapat memainkan peran dalam munculnya ADHD.
Gangguan struktur dan fungsi dalam area otak tertentu, seperti prefrontal cortex, juga dikaitkan dengan ADHD.
Kehamilan yang berisiko, seperti bumil merokok atau minum alkohol saat hamil juga dapat meningkatkan risiko ADHD pada anak.
Selain itu, komplikasi saat kelahiran, seperti prematuritas atau asfiksia neonatorum, juga dapat berkontribusi pada kondisi ini.
Baca juga: Penyebab Anak ADHD Sulit Konsentrasi yang Perlu Diketahui
Paparan terhadap toksin lingkungan seperti timbal, organofosfat, dan pestisida dapat memiliki dampak pada perkembangan otak dan meningkatkan risiko ADHD.
Pola makan yang kurang sehat atau terpapar zat tambahan makanan tertentu juga dapat menjadi faktor pemicu kondisi ini.
Lingkungan yang kurang memberikan stimulasi kognitif atau kegiatan yang merangsang otak pada masa perkembangan anak dapat berkontribusi pada munculnya ADHD.
ADHD adalah kondisi kompleks dengan akar penyebab yang melibatkan kombinasi faktor genetik, neurobiologis, prenatal, perinatal, lingkungan, dan gaya hidup.
Memahami faktor-faktor penyebab ADHD dapat memberikan dasar untuk pengembangan pendekatan pengelolaan yang lebih efektif dan mendorong kesadaran masyarakat tentang perlunya dukungan bagi individu yang hidup dengan ADHD.
Baca juga: 5 Perbedaan ADHD dan Autis, Orangtua Perlu Tahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.