KOMPAS.com - Mengutip WebMD, ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah salah satu gangguan otak yang menyebabkannya sulit untuk berkonsentrasi.
Orang yang mengidap ADHD akan sulit dalam menyelesaikan suatu tugas, berdiam diri, hingga dalam hal-hal kecil.
Sedangkan depresi adalah adanya perasaan sedih atau putus asa yang berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari.
ADHD sering disalahartikan sebagai depresi dan begitu juga sebaliknya.
Padahal, keduanya memiliki kaitan yang tidak bisa dipisahkan. Berikut penjelasannya.
Baca juga: 14 Tanda Anak Mengalami ADHD
Salah satu poin yang membuat ADHD dan depresi sering dikaitkan adalah gejala keduanya yang hampir mirip.
WebMD menjelaskan bahwa keduanya memiliki gejala yang sama, seperti kesulitan untuk fokus.
Seseorang yang memiliki ADHD dan melakukan pengobatan untuk mengurangi gejala ADHD, biasanya akan mengalami efek samping, seperti sulit untuk tidur atau perubahan pola makan.
Padahal keduanya juga merupakan gejala yang dialami oleh penderita depresi.
Gejala lain ADHD lain yang mirip dengan gejala depresi adalah hiperaktif dan perasaan mudah marah.
Baca juga: Gejala Depresi yang Sering Tak Disadari
Selain memiliki gejala yang hampir mirip, ADHD dan juga depresi juga bisa saling mempengaruhi.
Melansir Healthline, penderita ADHD juga bisa terkena depresi.
Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Archives of General Psychiatry pada tahun 2010.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa anak-anak yang mengalami ADHD cenderung memiliki keinginan untuk bunuh diri ketika menginjak dewasa.
Gejala yang dialami oleh anak-anak dengan ADHD membuat performa di sekolah buruk, tidak bisa beradaptasi di situasi sosial, hingga menyebabkan rasa tidak percaya diri.
Dalam jangka waktu yang lama, anak-anak dengan ADHD ini akan mengalami depresi dan keinginan untuk bunuh diri semakin besar.