Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bakteri Mycoplasma Pneumoniae, Kuman Penyebab Pneumonia

Kompas.com - Diperbarui 05/12/2023, 21:19 WIB
Agustin Tri Wardani,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bakteri Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu jenis kuman penyebab pneumoniae yang kerap menyerang.

Melansir Healthline, bakteri Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu bakteri yang paling dikenal dari semua patogen manusia, dengan lebih dari 200 spesies yang berbeda.

Bakteri ini dapat menginfeksi siapa saja tanpa mengenal umur, tapi lebih sering menyerang bayi, anak-anak, atau orang dewasa yang daya tahan tubuhnya lemah.

Infeksi Mycoplasma pneumoniae biasa terjadi secara sporadis sepanjang tahun, sehingga bisa meluas melalui wabah komunitas yang dapat terjadi setiap 3 hingga 7 tahun.

Untuk lebih jelasnya mengenali bakteri Mycoplasma pneumoniae, simak penjelasannya melalui artikel di bawah ini.

Baca juga: Kemenkes: Ada Laporan Kasus Pneumonia akibat Mycoplasma Pneumoniae

Apa itu bakteri Mycoplasma pneumoniae?

Melansir Central for Disease Control and Prevention (CDC), MP atau Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan meliputi hidung, tenggorokan dan paru-paru.

Seseorang dapat terinfeksi bakteri ini di bagian hidung atau tenggorokan tanpa merasakan gejala sakit.

Untuk itu, infeksi bakteri ini kerap dikenal dengan pneumonia berjalan karena terkadang gejalanya cukup ringan dan penderita tidak memerlukan perawatan medis di rumah sakit.  

Meskipun relatif ringan, tapi bakteri ini termasuk salah satu penyebab terbanyak kasus pneumonia yang menyerang masyarakat.

Selain itu, terkadang infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae pada orang dengan daya tahan tubuh lemah atau lansia bisa menyebabkan komplikasi parah, seperti ensefalitis, gangguan ginjal, atau anemia hemolitik.

Selain menjadi penyebab pneumonia, bakteri MP juga dapat menimbulkan penyakit trakeobronkitis, sakit tenggorokan, dan infeksi telinga tengah.

Baca juga: Kenali Kasus Pneumonia pada Anak di China yang Melonjak

Baca juga: Kemenkes Siapkan Jejaring untuk Ukur Penyebaran Mycoplasma Pneumoniae

Penularan Mycoplasma pneumoniae penyebab pneumonia

Melansir Central For Health Protection, bakteri Mycoplasma pneumoniae dapat menulari dari orang ke orang melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet) ketika penderita batuk atau bersin.

Bakteri ini juga dapat disebarkan melalui kontak langsung dengan lendir dari hidung, dahak dari tenggorokan orang yang terinfeksi, atau secara tidak langsung melalui kontak dengan barang-barang yang terkontaminasi droplet penderita.

Ketika penderita batuk atau bersin, percikan cairan pernapasan tersebut akan mengandung bakteri Mycoplasma pneumoniae, sehingga orang lain dapat terinfeksi saat menghirup tetesan tersebut.

Begitu berada di dalam tubuh, bakteri dapat menempel pada jaringan paru-paru dan berkembang biak sampai infeksi berkembang.

Masa inkubasi bakteri Mycoplasma pneumoniae berkisar antara 2 hingga 3 minggu.

Bakteri sering menyebar di antara orang-orang yang tinggal bersama karena mereka cenderung menghabiskan banyak waktu bersama.

Kebanyakan orang dapat sembuh dari infeksi ringan secara spontan atau tanpa perlu pertolongan medis.

Namun untuk kondisi pneumonia atau infeksi parah, pasien mungkin dapat diobati dengan antibiotik seperti eritromisin, klaritromisin atau azitromisin sesuai anjuran dokter.

Namun, karena infeksi mikoplasma biasanya sembuh dengan sendirinya, pengobatan antibiotik untuk gejala ringan terkadang tidak direkomendasikan.

Baca juga: IDAI: Waspadai Mycoplasma Pneumoniae Tanpa Perlu Panik

Gejala pneumonia karena bakteri Mycoplasma pneumoniae

Gejala infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae sedikit berbeda dari gejala pneumonia khas yang disebabkan oleh bakteri umum, seperti Streptococcus atau Haemophilus.

Bakteri Mycoplasma pneumonia dapat menyebabkan banyak gejala yang bisa dirasakan oleh pasien yang terinfeksi, termasuk:

  • Batuk kering
  • Demam ringan
  • Sesak napas ringan saat beraktivitas
  • mudah kelelahan
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala

Gejala pneumonia karena infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae ini lebih mirip dengan gejala infeksi pernapasan atas atau flu biasa dibandingkan infeksi pernapasan bawah atau pneumonia.

Tapi, dalam kasus infeksi parah yang jarang terjadi, penyakit ini terkadang bisa berbahaya dan merusak jantung atau sistem saraf pusat.

Contoh dari gangguan tersebut termasuk memicu radang sendi, perikarditis atau peradangan pada perikardium yang melapisi jantung, sindrom Guillain-Barre atau gangguan neurologis yang dapat menyebabkan kelumpuhan, ensefalitis atau radang otak, atau gagal ginjal.

Gejala infeksi umumnya dimulai dua hingga tiga minggu setelah terpapar, tetapi dapat berkisar dari satu hingga empat minggu. Gejalanya bertahan selama beberapa hari hingga lebih dari sebulan.

Demikian pemaparan artikel mengenai bakteri Mycoplasma pneumoniae. Tingkatkan kewaspadaan jika ada orang terdekat atau sekitar yang merasakan gejala penyakit ini. Selalu jaga kebersihan dan gunakan masker sebagai pencegahan infeksi bakteri ini.

Baca juga: 4 Gejala Pneumonia karena Mycoplasma Pneumoniae dan Cara Mengobatinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau