Sementara yang dapat dipahami bersama dua komponen penanggulangan adalah intervensi untuk populasi kunci dan penyediaan ART (Anti Retroviral Therapy) untuk orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA).
Dari sinilah kita semua harus bisa mengkonseptualisasikan segmen populasi kunci dan ODHA yang dapat dijangkau dalam mengakhiri HIV AIDS.
Komunitas populasi kunci dan ODHA dapat berperan aktif dalam penanggulangan penyakit HIV AIDS.
Kesadaran dan kontribusi mereka sebagai komponen penting dalam penanggulangan ditekankan dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 2023 yang jatuh pada 1 Desember 2023 lalu.
Tema yang diangkat, yaitu “Let communities lead” (biarkan masyarakat yang memimpin). WHO menyatakan bahwa tema itu menggambarkan kemajuan yang dicapai dalam penanggulangan saat ini, yakni meningkatnya kesadaran tentang tantangan yang masih ada untuk tujuan mengakhiri AIDS pada 2030.
Meningkatnya cakupan VCT di rumah sakit dan masyarakat menggambarkan kesadaran masyarakat yang makin membesar. Hari AIDS sedunia 2023 jadi momentum mengedepankan peran komunitas melawan HIV AIDS.
Estimasi populasi kunci dalam masyarakat terus mengalami dinamika yang terus berkembang. Populasi kunci bisa jadi tidak banyak atau tidak sampai 5 persen populasi penduduk.
Namun karena perkembangan mobilitas, sosial, ekonomi dan perilaku, populasi kunci menentukan dalam penanggulangan HIV AIDS di Tanah Air dan di seluruh dunia.
Tema Hari AIDS Sedunia tahun ini relevan dengan upaya penanggulangan yang telah dilakukan.
Di Indonesia, jumlah ODHA dalam populasi kunci pernah dilaporkan, yakni kalangan WPS 1 persen, pelanggan WPS 18 persen, LSL 15 persen, penasun 1 persen , Waria 1 persen, laki-laki non populasi kunci 30 persen, dan wanita non populasi kunci 34 persen. Karena adanya fenomena gunung es, persentase ini mengalami dinamika dan terus berkembang.
Di Indonesia, kasus baru HIV AIDS terus meningkat mengancam kesehatan masyarakat. Jumlah kumulatif pengidap HIV yang ditemukan dan dilaporkan sebanyak 377.650 orang. Sedangkan jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 145.037 penderita (Kemenkes, Maret 2023).
Perilaku berisiko yang dominan, yaitu homoseksual (29 persen), heteroseksual (29 persen), dan penasun (0,1 persen). Estimasi ODHA sebesar 515.455 orang.
Celakanya dari ODHA yang mengetahui status HIV, hanya sekitat 42 persen mendapatkan ART.
Kondisi yang menggambarkan pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) belum berjalan standar sebagaimana diharapkan. Kita butuh peran komunitas dalam menjamin efektifitas penanggulangan.
Populasi kunci sebagai komunitas yang hidup dengan perilaku berisiko atau terkena dampak HIV AIDS penting dilibatkan dalam penanggulangan AIDS.