KOMPAS.com - Ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa jadi faktor penyebab cegukan terus-menerus.
Dilansir dari MedicineNet, cegukan adalah kontraksi (kejang) otot diafragma yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja.
Ketika otot-otot kejang, pita suara akan menutup dan menghasilkan suara "hik" khas cegukan.
Sebagian besar kasus cegukan terjadi secara spontan dan hanya muncul sesekali. Namun, beberapa orang juga mengalami cegukan terus menerus.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kenapa cegukan terus, Anda dapat menyimak penjelasannya lewat artikel di bawah ini.
Baca juga: 10 Cara Mudah Menghilangkan Cegukan Tanpa Minum
Melansir WebMD, kondisi cegukan yang hanya berlangsung selama beberapa menit atau muncul sesekali umumnya kondisi normal yang kerap terjadi pada seseorang.
Namun, ketika cegukan terjadi terus-menerus dalam beberapa hari atau bulan, kondisi ini tentunya bisa membuat orang kelelahan, penurunan berat badan karena kurang tidur, dan dapat mengganggu pola makan normal.
Untuk diketahui, penyebab cegukan terus-menerus pada sebagian kasus tidak diketahui secara pasti. Kondisi ini tidak diturunkan atau bukan karena faktor keturunan.
Sebagian cegukan kebanyakan disebabkan efek makanan pedas, cairan panas, asap, atau efek samping operasi.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Cegukan Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan
Di luar kondisi tersebut, ada beberapa faktor penyebab cegukan terus-menerus, di antaranya:
Penyakit yang memengaruhi diafragma bisa jadi alasan kenapa cegukan terus. Diafragma adalah otot yang memisahkan rongga dada dan perut. Beberapa penyakit yang dapat menyerang bagian ini adalah pneumonia dan radang selaput dada.
Beberapa gangguan kesehatan seperti infeksi otak, cedera otak, tumor otak, stroke, atau masalah hati juga dapat menjadi penyebab terjadinya cegukan yang lama. Selain itu, masalah psikologis seperti syok, ketakutan, dan kondisi mental tertentu juga bisa memicu cegukan terus.
Penyebab berikutnya adalah gangguan metabolisme. Gangguan metabolisme dalam terjadi saat tubuh tidak dapat memecah nutrisi tertentu menjadi energi sehingga menyebabkan penumpukan. Hal ini dapat memicu terjadinya cegukan dalam jangka waktu yang lama.
Penyakit gastrointestinal atau pencernaan yang memengaruhi kerongkongan, lambung, usus kecil, atau usus besar dapat memicu terjadinya cegukan terus-menerus.
Beberapa efek obat-obatan termasuk kemoterapi, benzodiazepin dan barbiturat (anti-depresan), kortikosteroid (digunakan untuk mengatasi peradangan), morfin dan sejumlah obat bius dapat memberikan efek samping berupa cegukan terus-menerus.