KOMPAS.com - Libur natal dan akhir tahun sebentar lagi tiba. Di momen yang penuh suka cita tersebut, ternyata ada satu masalah kesehatan yang kerap menghantui. Sindrom tersebut bernama holiday heart syndrome atau sindrom jantung liburan.
Melansir laman Health, ahli jantung Regina S. Druz mengatakan bahwa holiday heart syndrome adalah suatu kondisi yang terkait dengan gangguan irama jantung akibat konsumsi alkohol berlebihan.
"Ada pengamatan bahwa orang yang minum banyak alkohol mungkin akan dirawat di rumah sakit karena jantung berdebar atau aritmia, yang sering kali disebabkan oleh fibrilasi atrium,” jelas Druz.
Fibrilasi atrium adalah detak jantung tidak teratur yang terjadi ketika ruang atas jantung atau atrium jantung memompa darah terlalu cepat.
Hal itu membuat pemompaan organ vital ini tidak sinkron dengan ruang bawah jantung. Dampaknya, kemampuan jantung untuk mendistribusikan darah ke seluruh tubuh terganggu.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Kaki Bengkak Karena Jantung Bermasalah
Holiday heart syndrome kali pertama diperkenalkan pada 1978 oleh seorang dokter bernama Philip Ettinger.
Informasi dari Health mengatakan, kondisi ini seringkali muncul setelah seseorang mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar, terutama pada orang yang tidak biasa minum alkohol atau memiliki toleransi alkohol yang rendah.
Nah, orang seringkali mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar saat musim liburan, seperti natal dan tahun baru. Karena itu, kondisi ini dinamai holiday heart syndrome.
Gejala yang muncul pada holiday heart syndrome dapat bervariasi. Namun, kondisi yang paling umum adalah palpitations atau detak jantung yang tidak teratur.
Informasi dari Web MD juga menyebutkan, orang yang mengalami holiday heart syndrome juga bisa merasakan gejala berikut:
Baca juga: Temuan Penelitian: Minum Alkohol Tiap Hari Tingkatkan Tekanan Darah
Holiday heart syndrome dapat terjadi pada siapa saja yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan selama periode liburan.
Untuk mengurangi risiko sindrom tersebut, Anda bisa melakukan langkah berikut:
Langkah pertama yang dapat diambil adalah mengontrol dan membatasi konsumsi alkohol.
Mengetahui batas aman konsumsi alkohol sesuai dengan pedoman kesehatan dapat membantu mencegah terjadinya detak jantung yang tidak teratur.
Perhatikan berat badan dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi toleransi alkohol Anda.