Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kondisi Gawat Darurat pada Anak, Orangtua Perlu Waspada

Kompas.com - 12/12/2023, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga berisiko mengalami kondisi kegawatdaruratan.

Kondisi gawat darurat pada anak bisa terjadi di rumah, seperti luka bakar dan sesak napas.

Untuk mengetahui macam-macam kondisi gawat darurat pada anak yang perlu segera mendapat pertolongan medis, simak penjelasan berikut.

Baca juga: 10 Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang Menurut Dokter

Kondisi gawat darurat pada anak yang perlu diwaspadai

Dokter spesialis anak konsultan emergensi dan rawat intensif anak, dr. Tartila, Sp. A (K) menjelaskan beberapa kondisi gawat darurat anak ketika di rumah yang memerlukan pertolongan medis segera, antara lain:

  • Anak mengalami luka bakar

Luka bakar adalah salah satu kondisi gawat darurat pada anak di rumah. Luka bakar dibagi menjadi beberapa tingkatan.

Menurut dokter Tartila, luka bakar tingkat pertama adalah kondisi ketika hanya mengenai lapisan teratas kulit dengan ciri kemerahan dan nyeri.

Kemudian luka bakar tingkat kedua biasanya menimbulkan kemerahan di kulit, lecet, melepuh, bengkak, dan nyeri hebat.

Selanjutnya pada tingkat atau derajat ketika luka bakar bisa menimbulkan peradangan hebat dan meninggalkan bekas sehingga membutuhkan waktu lama untuk penyembuhan.

Jika anak mengalami luka bakar, langkah pertama yang bisa dilakukan orang tua adalah mengamankan anak dari sumber api atau paparan api, lalu buka benda-benda yang menempel di sekitar luka anak.

Setelah itu, aliri air pada luka bakar selama kurang lebih 20 menit untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.

Namun, jika luka bakar mengenai area kulit di area yang lebih luas, dalam, serta mengenai bagian vital pada anak, Tartila menyarankan untuk segera merujuknya ke rumah sakit agar segera mendapat penanganan dari dokter.

Baca juga: Dokter Jelaskan Gejala Pneumonia Pada Anak dan Cara Pencegahannya

  • Luka akibat jatuh

Selain luka bakar, kondisi gawat darurat pada anak akibat cedera ketika di rumah adalah luka akibat jatuh.

“Jatuh ini paling sering terjadi pada anak. Ada beberapa kondisi jatuh yang harus diwaspadai, misalnya pada bayi yang usianya kurang dari tahun, atau jatuh dari ketinggian lebih dari 1,5-2 meter. Itu adalah tanda-tanda dibutuhkannya pemeriksaan lebih lanjut,” kata Tartila, dilansir dari Antara, Senin (11/12/2023).

Tidak hanya usia dan ketinggian permukaan saat jatuh, kondisi cedera pada anak yang mengharuskan pemeriksaan lebih lanjut adalah cedera pada kepala.

Cedera pada kepala merupakan kondisi yang cukup riskan dan berisiko terhadap kesehatan anak sehingga ada baiknya untuk segera dirujuk ke dokter.

Pada anak yang lebih besar, orangtua perlu waspada jika anak terjatuh dan tidak sadarkan diri atau pingsan hingga menimbulkan kejang (yang mungkin disertai muntah-muntah). Segera bawa si kecil ke dokter jika mengalami kondisi tersebut.

Tartila melanjutkan, orangtua juga perlu waspada jika muncul bentuk mencurigakan di bagian tubuh anak dan si kecil mengeluhkan rasa sakit yang hebat. Bawalah anak segera ke IGD terdekat.

Saat anak terluka atau berdarah akibat jatuh, orangtua perlu menghentikan perdarahan dengan kain kasa steril.

Jika perdarahan sudah berhenti, bersihkan luka dan balut dengan kain kasa baru atau plester. Hal itu dilakukan untuk mencegah infeksi pada luka.

Baca juga: Napas Anak Cepat Saat Demam, Normal atau Tidak?

  • Sesak napas dan dehidrasi

Tidak hanya luka akibat jatuh dan luka bakar, kondisi gawat darurat pada anak ketika di rumah dapat disebabkan oleh faktor lainnya, seperti sesak napas dan dehidrasi.

Penyebab sesak napas pada anak bisa karena menelan benda asing. Ciri-ciri anak sesak napas yaitu tarikan napas berlebih hingga mulut dan lidah tampak membiru.

Sementara itu, dehidrasi atau kekurangan cairan dapat dipicu karena diare dan demam.

“Dehidrasi ada tingkatannya, ada kondisi ringan, sedang, atau berat. Harapannya, Ayah Bunda semua (tidak membiarkan) anak sudah dalam kondisi dehidrasi berat dan terlambat mendapat penanganan dari dokter,” kata Tartila.

Anak yang mengalami dehidrasi perlu mendapat asupan cairan, bisa dari air putih, sari buah, atau makanan berkuah.

Penjelasan di atas adalah kondisi gawat darurat pada anak yang perlu orangtua waspadai.

Jangan menunda membawa si kecil ke fasilitas kesehatan untuk segera mendapat pertolongan medis dari dokter.

Baca juga: Dokter Bagikan 3 Tips Menurunkan Demam Pada Anak

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau