KOMPAS.com - Pneumonia adalah salah satu infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Menurut WHO, pneumonia termasuk penyakit menular terbesar yang menyebabkan kematian pada anak-anak.
Karena itu, penting untuk mengenali gejala pneumonia pada anak dan cara pencegahannya menurut dokter spesialis anak berikut.
Baca juga: Mengenal Bakteri Streptococcus Pneumoniae, Kuman Penyebab Pneumonia
Untuk diketahui, paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut alveoli. Kantung tersebut akan terisi udara saat seseorang bernapas.
Saat seseorang menderita pneumonia, alveoli akan dipenuhi nanah dan cairan yang membuat nyeri saat bernapas. Akibatnya, seseorang bisa mengalami sesak napas dan kekurangan oksigen.
Dokter spesialis anak dr Wahyuni Indawati Sp. A,Subsp. Resp, mengatakan, gejala pneumonia pada anak umumnya diawali dengan demam, batuk atau pilek dan diikuti sesak napas.
"Umumnya gejala pneumonia diawali dengan demam, batuk atau pilek, kemudian diikuti oleh gejala sesak napas yang biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut," kata Wahyuni, dilansir dari Antara, Kamis (07/12/2023).
Dokter yang berpraktek di RS Dr. Cipto Mangunkusumo menjelaskan, ciri-ciri anak sesak napas yaitu adanya usaha bernapas yang lebih berat dari biasanya, seperti tarikan dinding dada saat bernapas maupun adanya napas cuping hidung.
Untuk mengenali anak yang mengalami sesak napas, orangtua juga dapat menghitung frekuensi atau jumlah napas dalam satu menit dengan meletakkan tangan di dada anak.
Berikut jumlah napas yang menandakan anak mengalami sesak napas:
Sesak napas akibat pneumonia bisa menjadi indikasi anak kekurangan oksigen. Jika hal ini terjadi, dokter Wahyuni menyarankan agar si kecil segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Dengan mengenali macam-macam gejala pneumonia pada anak di atas, orangtua bisa lebih waspada dan segera membawa si kecil ke rumah sakit jika mengalami kondisi tersebut.
Baca juga: Apakah Pneumonia Menular dan Perlu Diwaspadai? Ini Penjelasannya...
Penyakit pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur.
Karena itu, langkah untuk mencegah pneumonia pada anak yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga agar infeksi tidak menyebar ke lingkungan sekitar.
"Misalnya ketika kita sedang tidak sehat, sebaiknya gunakan masker dengan benar, serta jalani etika batuk dan bersin yang tepat dengan menutup mulut dengan lengan baju atas atau tisu kemudian membuangnya ke tempat sampah," ungkap Wahyuni.
Pencegahan penyebaran infeksi yang juga dapat dilakukan yakni rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap habis batuk dan bersin.
Cuci tangan juga perlu dilakukan setelah memegang permukaan benda terutama di tempat umum, sebelum makan, dan lain sebagainya. Hal ini berlaku tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga anak.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif, memastikan status gizi, menghindari asap rokok, dan polusi udara, juga termasuk cara mencegah pneumonia pada anak yang perlu ayah dan ibu ketahui.
Pencegahan pneumonia pada anak selanjutnya yaitu dengan vaksinasi. Saat ini terdapat beberapa vaksin pneumonia yang dapat melindungi anak dari penyakit ini, yaitu vaksin Difteri Pertusis Tetanus Hemophilus Influenza B (DPT HiB) yang merupakan vaksin kombinasi, vaksin pneumokokus (PCV), vaksin influenza, dan vaksin MR (measles rubella).
Anak-anak yang ingin mendapat vaksin pneumonia dapat berkonsultasi dahulu dengan dokter spesialis anak.
Baca juga: 4 Tahap Perkembangan Pneumonia Beserta Gejalanya