Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2024, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Memperhatikan warna urine saat buang air kecil dianjurkan oleh tenaga kesehatan untuk memantau apakah kita sudah cukup minum atau belum. Urine berwarna kuning pekat menandakan kita kurang minum.

Para ahli akhirnya bisa mengungkap mengapa urine manusia berwarna kekuningan. Penyebabnya adalah enzim yang disebut reduktase biliburin, yang diproduksi oleh bakteri di usus.

Dalam laporannya di jurnal Nature Microbiology, para peneliti menyebut selama ini tidak diketahui adanya enzim spesifik bateri yang mengubah bilirubin menjadi urobilinogen.

Selama ini warna kuning urine berasal dari mekanisme tubuh membuang sel darah tua. Ketika sel darah merah mencapai akhir siklus hidup mereka (biasanya 120 hari), mereka akan dipecah di liver.

Salah satu hasil buangan dari proses tersebut adalah zat berwarna oranye cerah yang disebut bilirubin, yang dikeluarkan liver ke usus. Bakteri di usus lalu mengubahnya menjadi zat tidak berwarna yang disebut urobilinogen. Kandungan itu lalu dipecah lagi menjadi pigmen kuning yang memberikan warna pada urine.

Baca juga: 7 Tanda Hati Tak Sehat, Salah Satunya dari Warna Urine dan Feses!

Penemuan tersebut ternyata berdampak pada kesehatan. Misalnya saja akan memperjelas fungsi mikrobioma di usus pada kondisi seperti penyakit kuning atau inflamasi pada saluran usus.

Penyakit kuning sendiri terjadi karena tumpukan bilirubin di darah sehingga mata dan kulit penderitanya menjadi kekuningan.

Penelitian ini juga dilakukan menggunakan teknologi genomic sequencing sehingga para peneliti lebih mudah mengidentifikasi strain bakteri di sampel urine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau