KOMPAS.com - Kanker pankreas adalah salah satu jenis kanker yang memiliki tingkat fatalitas yang tinggi dengan beragam faktor risiko.
Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam dalam webinar "Media Briefing: Mengenal Kanker Pankreas" pada Jumat (5/1/2024) mengatakan bahwa kanker pankreas bisa disebut juga sebagai "silent killer".
Baca juga: Penyebab Kanker Pankreas di Usia Muda, Termasuk Sering Makan Daging
Sebab, penyakit ini sulit dideteksi pada tahap awal. Kebanyakan kasus kanker pankreas tidak menunjukkan gejala di awal.
Setelah tumor semakin besar, gejala baru akan muncul. Sehingga, sering kali pasien periksa ke dokter dalam kondisi sudah stadium lanjut.
Menurut data Globocan 2020, kasus baru kanker pankreas di Indonesia sebanyak 5.781 dengan angka kematian 5.690 jiwa.
Baca juga: Kenali Gejala Kanker Pankreas yang Disebut Silent Killer
Disebutkan oleh Prof Ari bahwa diabetes adalah salah satu faktor risiko dari kanker pankreas di antara yang lainnya, yang meliputi berikut:
Mengutip Pancreatic Cancer Action Network (PanCAN), diabetes yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko kanker pankreas 1,5 hingga dua kali lipat.
Selanjutnya, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai alasan diabetes meningkatkan risiko kanker pankreas.
Baca juga: Sering Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Gejala Kanker Pankreas
Mengutip Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSKCC), kanker pankreas dan diabetes terkait karena kedua kondisi ini sama-sama melibatkan pankreas.
Untuk diketahui sebelumnya bahwa pankreas adalah organ sekaligus kelenjar yang salah satu fungsinya adalah untuk mengontrol kadar gula dalam darah (glukosa).
Fungsi pankreas tersebut berjalan karena hormon insulin yang dihasilkannya.
Baca juga: Mengenal Stadium Kanker Pankreas beserta Gejalanya
Menurut National Library of Medicine, hubungan antara diabetes dan kanker pankreas sangatlah kompleks dan saling berkaitan.
Di satu sisi, diabetes bisa menjadi manifestasi (gejala) awal kanker pankreas. Di sisi lain, diabetes telah diimplikasikan sebagai faktor risiko kanker pankreas.
Kendati hubungan diabetes dan kanker pankreas sulit dipahami, tetapi diketahui bahwa itu mencakup perubahan metabolik, hormonal, dan imunologi.
Metabolisme gula darah yang tidak normal adalah ciri biokimia sel tumor.
Sebagian besar tumor juga memiliki mekanisme penyerapan glukosa yang sangat efektif dan tidak bergantung pada insulin.
Namun, bukti yang menunjukkan peran langsung glukosa dalam mendorong pertumbuhan tumor masih kurang.
Baca juga: 6 Pilihan Makanan untuk Sarapan Terbaik Penderita Diabetes
Bukti eksperimental menunjukkan bahwa insulin adalah hormon pemacu pertumbuhan sel dengan efek mitogenik.
Insulin mendorong proliferasi sel dan meningkatkan penggunaan glukosa, yang keduanya penting untuk perkembangan tumor.
Diabetes, khususnya diabetes tipe 2, meningkatkan risiko kanker pankreas karena kondisi ini meningkatkan stres oksidatif dan respons inflamasi.
Stres oksidatif adalah salah satu faktor yang memainkan peran penting dalam aktivitas imunitas.
Penelitian menemukan bahwa stres oksidatif merupakan peristiwa awal dalam terjadinya resistensi insulin.
Beberapa survei epidemiologi juga telah melaporkan korelasi antara stres oksidatif dan resistensi insulin.
Baca juga: Rencana Makan Penderita Diabetes: Jadwal, Jumlah, dan Jenis Makanannya
Tidak semua penderita diabetes akan mengalami kanker pankreas.
Menurut PanCAN, durasi diabetes penting untuk diperhatikan terkait faktor risiko kanker pankreas.
Pasien yang menderita diabetes selama lebih dari lima tahun yang dapat dianggap memiliki risiko sedikit lebih tinggi dibandingkan mereka yang baru sebentar terkena diabetes.
Pasien yang baru terkena diabetes setelah usia 50 tahun memiliki peluang hampir 1 persen untuk terkena kanker pankreas dalam waktu tiga tahun ke depan.
Sehingga, ahli endokrinologi James Flory yang dikutip dari MSKCC menyarankan penderita diabetes tidak panik.
Dia menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang setiap tahunnya menderita diabetes, sementara hanya 55.000 orang yang didiagnosis menderita kanker pankreas setiap tahunnya.
Namun, tetap penting untuk waspada dengan selalu menjalani gaya hidup sehat dan rutin cek kesehatan ke dokter.
Baca juga: Studi: Minum Teh Setiap Hari dapat Mencegah Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.