Makanan mengandung pewarna buatan dikaitkan dengan risiko hiperaktif, ADHD, kecemasan, dan depresi pada anak yang bisa memicu tantrum.
Karena itu, orangtua perlu waspada dan cermat membaca label kemasan pada makanan anak.
Produk susu, mulai dari susu segar, krimer kental manis, yoghurt, dan keju juga dapat menjadi penyebab anak tantrum.
Pasalnya, beberapa anak mungkin mengalami intoleransi laktosa sehingga mengalami gangguan pencernaan atau masalah kesehatan lain ketika mengonsumsi produk susu.
Bahan tambahan pangan seperti makanan cepat saji dan MSG bisa menyebabkan perubahan perilaku, termasuk hiperaktif, agresif, kecemasan, dan memicu sakit kepala.
Kondisi tersebut jika dibiarkan dapat menjadi penyebab tantrum pada anak.
Apabila Anda merasa penyebab tantrum pada anak karena pola makan atau menu yang kurang tepat, sebaiknya batasi pemberian makanan di atas.
Orangtua juga dapat berkonsultasi dengan psikolog atau dokter untuk mengetahui penyebab anak tantrum dan cara mengatasinya.
Baca juga: Apakah Tantrum Normal Terjadi pada Anak?