Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2024, 07:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Makan seharusnya menyenangkan setelah sekitar 14 jam berpuasa, tetapi terkadang justru timbul kram perut.

Mengutip WebMD, kram perut terjadi ketika otot perut terasa tegang secara tiba-tiba dan tidak terkendali.

Baca juga: Cara Mudah Meredakan Kram Perut yang Mengganggu Aktivitas

Kram perut umumnya bukanlah masalah yang serius dan tidak perlu dibawa ke dokter. Kendati demikian, kram perut sangat tidak nyaman.

Apakah Anda pernah mengalaminya setelah buka puasa?

Dalam artikel ini akan mengulas macam alasan kenapa kram perut bisa terjadi setelah buka puasa.

Baca juga: 12 Penyebab Kram Perut setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya

Penyebab kram perut setelah makan

Dikutip dari Women's Health Mag, sejumlah penyebab kram perut terjadi setelah makan untuk buka puasa meliputi berikut:

  • Makan terlalu cepat

Saat Anda sangat lapar, mungkin sulit untuk memperlambat kecepatan makan. Namun, makan terlalu cepat dapat menyebabkan kram perut.

Terburu-buru saat makan dapat membuat Anda menghirup lebih banyak udara dan menghambat pencernaan.

Untuk menghindari hal ini, Natalie Allen, RD, instruktur ilmu biomedis di Missouri State University menyarankan untuk mengunyah makanan dengan baik dan luangkan waktu setidaknya 20 menit untuk menyelesaikan makan.

Hal ini dapat membantu mencegah gejala perut tidak nyaman setelah buka puasa.

  • Intoleransi makanan

Dalam beberapa kasus, kram perut yang Anda alami mungkin disebabkan oleh makanan tertentu yang tidak sesuai dengan sistem tubuh Anda.

Untuk menemukan makanan mana yang menyebabkan rasa sakit perut membutuhkan waktu dan konsultasi dokter.

Dokter atau ahli gizi terdaftar dapat membantu Anda menemukan makanan mana yang mungkin menyebabkan ketidaknyamanan Anda setelah makan.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kram Perut saat Hamil

  • Penumpukan gas

Penumpukan gas selama puasa bisa menjadi penyebab kram perut setelah berbuka.

Gas dapat menumpuk di usus ketika Anda menelan udara berlebih saat makan atau ketika bakteri di usus besar memecah makanan yang tidak sepenuhnya dicerna di usus kecil.

Jika Anda rentan terhadap gas berlebih dan kembung, cobalah memperhatikan ukuran porsi yang disarankan, usahakan makan perlahan, dan jangan terburu-buru.

  • Gangguan pencernaan

Salah satu penyebab paling umum kram perut setelah makan adalah dispepsia.

Dispepsia sering kali menyebabkan perut sakit, kembung, dan begah.

Meskipun gangguan pencernaan ini biasanya hilang dengan sendirinya, perut Anda mungkin juga sakit setelah makan karena kondisi yang mendasarinya.

Baca juga: 17 Tanda Bahaya Kram Perut saat Hamil yang Pantang Disepelekan

  • Anda memiliki GERD

GERD terjadi ketika asam lambung mengiritasi lapisan kerongkongan, sehingga menyebabkan mulas dan kram perut.

Anda lebih mungkin menderita GERD, jika Anda sering makan berlebihan atau menyukai makanan pedas.

Hal itu menyebabkan asam mengalir ke kerongkongan, yang bisa sangat menyakitkan.

Jika Anda merasa menderita GERD, cobalah mengurangi makanan pedas, kafein, dan alkohol selama puasa dan seterusnya.

  • Anda menderita sindrom iritasi usus besar

Sindrom iritasi usus besar (IBS) adalah kelainan usus yang dapat menyebabkan sakit perut, gas, diare, dan sembelit. Selain itu, dapat menyebabkan kram perut setelah makan.

Jika perut Anda terus-menerus kram setelah makan dan Anda juga terus-menerus mengalami sembelit atau diare, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani tes IBS.

Baca juga: 6 Penyebab Kram Perut saat Hamil yang Perlu Diwaspadai

  • Anda menderita penyakit celiac

Penyakit celiac adalah kelainan pencernaan dan kekebalan kronis yang dapat berdampak berbeda-beda pada penderitanya.

Salah satu gejalanya adalah kram perut setelah Anda makan gluten.

Jika Anda menderita penyakit celiac, usus kecil Anda menjadi rusak saat mengonsumsi gluten.

  • Anda memiliki tukak

Jika Anda mengalami nyeri kronis setelah makan dan juga mengalami penurunan berat badan, anemia, muntah, kesulitan menelan, atau darah di kotoran, itu bisa menjadi tanda Anda memiliki tukak.

Tukak adalah luka yang berkembang di lapisan kerongkongan, lambung, atau usus kecil, biasanya diobati dengan obat pengurang asam dan antibiotik dalam beberapa kasus

  • Gastroparesis

Gastroparesis menyebabkan kelumpuhan sebagian otot perut dan mencegah pencernaan bekerja dengan baik.

Karena itu, makanan bertahan lebih lama di perut Anda.

Akibatnya, perut Anda tidak dapat menampung dan mencerna lebih banyak makanan yang Anda makan, yang kemudian menyebabkan kram dan/atau kejang pada perut.

Baca juga: 4 Penyebab Kram Perut pada Wanita Selain Menstruasi

  • Pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil (SIBO)

SIBO terjadi ketika ada jumlah bakteri yang tidak normal di usus kecil Anda.

Ketika terdapat terlalu banyak bakteri "jahat", hal ini akan mengalahkan bakteri "baik" yang dibutuhkan untuk pencernaan.

Hal ini dapat menjadi penyebab kram perut setelah makan disertai kembung dan diare.

Faktor risiko SIBO termasuk usia lanjut, riwayat operasi perut sebelumnya, gangguan autoimun, atau sembelit kronis.

  • Anda menderita penyakit kandung empedu

Penyakit kandung empedu mengacu pada berbagai masalah yang menyebabkan nyeri di tengah hingga kanan atas perut dan sekitar punggung.

Karena kandung empedu dirangsang oleh lemak, kram perut ringan hingga parah dapat terjadi setelah makan makanan berminyak.

Makanan berminyak contohnya, gorengan, keju, sosis, keripik kentang, dan mentega.

Peradangan yang disebabkan oleh batu empedu yang menghalangi saluran ke usus kecil juga dapat menyebabkan rasa sakit yang parah.

Demikianlah beberapa penyebab kram perut bisa terjadi setelah makan. Anda perlu mengantisipasinya selama menjalankan puasa Ramadhan agar ibadah berjalan lancar.

Baca juga: 10 Penyebab Kram Perut dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com